Baca: Yunus 1
Bacaan Alkitab Setahun: Ratapan 3-5; Ibrani 10:19-39
Kalau mau jujur, saya tak ingin menghabiskan hidup saya untuk melayani mereka yang terpinggirkan. Pelayanan ini sangat melelahkan; secara fisik dan emosi. Jadi, saya menjawab bahwa saya akan tetap setia di jalur pendidikan anak, tanpa menspesifikasikan bentuk nyata kontribusi saya seperti apa. Berbeda dari saya, rekan senior saya tadi—yakni Benyamin Lumy—dengan tegas menyatakan: “Sampai sekarang saya tidak menemukan alasan untuk berhenti melayani mereka yang terpinggirkan. Pilihan hidup saya mungkin tidak terlihat berkelimpahan, tetapi saya menemukan bahwa dalam segala hal Tuhan mencukupkan. Saya tidak mau seperti Yunus, harus disentil dulu sama Tuhan untuk mau melayani. Daripada capek berlari dari panggilan Tuhan, lebih baik saya setia saja biar tidak perlu disentil. Toh, tidak ada alasan untuk berhenti.”
Banyak orang tahu cerita Yunus, tetapi hanya sedikit yang mau belajar dari kesalahan Yunus. Terlalu banyak “Tarsis” yang hendak kita tuju, dan “Niniwe” yang ingin kita abaikan. Jika kita sedang melayani di suatu bidang—bahkan yang tak dilirik orang—lakukan saja dengan setia. Tuhan ada di sana. Dia menanti orang yang mau berkarya tulus, menjadi utusan yang melakukan kehendak-Nya.
KETIKA KAKI HENDAK MELANGKAH UNTUK MELAYANI
PASTI ADA TANTANGAN DAN GODAAN YANG MENGUJI HATI
Penulis: G. Sicillia Leiwakabessy
http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Disentil Tuhan&nama=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar