Home

Anda pengunjung ke

Happy Birthday BPK PT

Happy Birthday BPK PT

Susunan Pengurus BPK Persekutuan Teruna GPIB Anugerah Periode 2010 - 2012

Pemilihan Pengurus BPK Persekutuan Teruna GPIB Anugerah yang dilakukan hari Minggu 7 NOvember 2010 pukul 13.00 mendapatkan hasil sebagai berikut :

KETUA : Kak Reco
SEKRETARIS : Kak Nila
BENDAHARA : Kak Tyas

Untuk sie pendukung yang lain akan dikoordinasikan lebih lanjut.

Selamat bertugas Kakak-kakak pengurus yang sudah terpilih.
Selalu berkarya untuk meningkatkan persekutuan dan untuk kemuliaan TUhan.

Tuhan Yesus memberkati

Senin, 10 Januari 2011

Rabu, 12 January 2011 Berani Hidup

Berani Hidup
Baca: Filipi 1:20-26

Ayat Mas: Filipi 1:21
Bacaan Alkitab Setahun: Zefanya 1-3

Seorang pemuda Palestina melilit tubuhnya dengan rangkaian bom. Keringat dingin membasahi wajahnya. Ia tahu, sebentar lagi ia akan mati. Namun, tekadnya sudah bulat: ingin membalas kejahatan musuh. Lalu dinaikinya sebuah bus umum. Ditekannya sebuah tombol. Bom itu meledak. Tubuhnya pun hancur lebur. Bagi kelompoknya, pemuda ini dipandang sebagai pahlawan, sebab ia berani mati untuk keyakinannya. Namun, ada yang jauh lebih susah dan lebih heroik daripada sekadar berani mati, yakni berani hidup. Tegar menghadapi hidup yang penuh penderitaan dengan tabah. Rasul Paulus bukan hanya berani mati, melainkan juga berani hidup. “Bagiku hidup adalah Kristus,” katanya. Jadi, alasan terkuat untuk hidup adalah untuk melakukan perbuatan yang memuliakan Kristus: melayani jemaat, menolong sesama, serta memberitakan kasih Allah. “Mati adalah keuntungan.” Untung, sebab bisa bertemu Kristus muka dengan muka dan beristirahat dari jerih lelah di dunia. Jadi, ia berani mati, tetapi juga berani hidup. Namun, Paulus lebih memilih untuk hidup “karena kamu”. Karena ia masih ingin berbuat banyak hal demi menjadi berkat bagi sesamanya. Ia bergairah hidup karena agenda kerjanya masih penuh cita-cita mulia. Menjadi orang yang berani mati saja tidak cukup. Kita juga harus berani hidup. Berani menjalani hari demi hari dengan penuh semangat, walaupun banyak kesulitan menghadang. Untuk itu, kita perlu memiliki visi hidup seperti Paulus. Ia hidup bagi Tuhan dan sesama, tidak sibuk untuk diri sendiri saja. Akibatnya, hidup senang, mati pun tenang.

BERIKANLAH HIDUPMU BAGI SESAMA, MAKA TIAP HARI AKAN JADI BERMAKNA

http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Berani Hidup&nama=

Selasa, 11 January 2011 Mata Rantai Kebaikan

Mata Rantai Kebaikan
Baca: Pengkhotbah 11:1-8

Ayat Mas: Pengkhotbah 11:1
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 31-33

Sudah cukup lama seorang nenek melambai tangan di pinggir jalan, di sebuah malam yang hujan. Akhirnya, seorang pria mau berhenti. Si nenek meminta tolong agar pria tadi memperbaiki mobilnya yang mogok. Sejam berlalu dan mobil itu siap dipakai lagi. Merasa sangat berterima kasih, si nenek hendak memberi sejumlah uang. Akan tetapi, pria itu menolak. Katanya, “Jika Ibu ingin berterima kasih, berikanlah kebaikan kepada orang lain yang Ibu temui sambil mengingat pertemuan kita ini.” Lalu, mereka berpisah.

Dua ayat pertama dari Pengkhotbah 11 mengungkap tentang menabur kebaikan. Hal yang perlu dilakukan kepada sebanyak mungkin pihak, agar sementara waktu berjalan, kebaikan itu terus “mengalir”. Pula, ada kalanya kebaikan itu bisa “kembali” kepada kita yang sudah memulainya. Bisa segera terjadi, atau lama sesudah kita menabur kebaikan tersebut.

Maksudnya tentu bukan supaya kita melakukan kebaikan sambil mengharapkan pahala. Pengkhotbah berpesan bahwa justru karena kita tidak tahu apa yang bakal terjadi, kita tidak boleh menunda berbuat kebaikan. Teruslah menabur kebaikan dengan rajin (ayat 4,6). Biarlah kebaikan itu terus tersalur seperti mata rantai. Mewarnai dunia dengan kasih. Pria dalam kisah di atas akhirnya mendapat manfaat yang kembali pada dirinya, setelah menunjukkan kebaikan kepada si nenek. Suatu hari, karena tergerak oleh belas kasih si nenek memberi uang kepada seorang pelayan restoran yang sedang hamil beserta catatan kecil, “Aku telah menerima kebaikan pada suatu malam yang hujan.” Dan, perempuan hamil itu adalah istri pria tadi.

BAGIKAN KEBAIKAN KEPADA SEBANYAK MUNGKIN ORANG
DAN HARAPKAN KEBAIKAN ITU TERUS BERULANG

Senin, 10 January 2011 Tuhan Atas Hari depan

Tuhan Atas Hari Depan
Baca: Yeremia 29:10-14

Ayat Mas: Yeremia 29:11
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 28-30

Kitab Yeremia berkisah tentang bangsa Israel yang menjalani masa pembuangan di Babel. Kembali menjadi bangsa budak; bangsa jajahan. Dalam situasi demikian, Yeremia mengirimkan surat kepada orang-orang Israel di pembuangan. Isinya seputar janji pemulihan Allah bagi Israel setelah masa tujuh puluh tahun pembuangan di Babel (ayat 10).

Isi surat Yeremia ini menjadi angin sejuk bagi Israel—yang dalam kondisi demikian bisa jadi mempertanyakan penyertaan Tuhan. Mereka adalah bangsa pilihan, tetapi harus mengalami pembuangan dan tak tahu masa depan mereka kelak. Betapa tidak, Yeremia memakai pernyataan yang senada dengan kata-kata Musa—pemimpin yang membebaskan Israel dari perbudakan Mesir. “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati” (ayat 13; bandingkan Ulangan 4:29). Ini tak ubahnya pengulangan perintah yang mengingatkan sekaligus meneguhkan mereka.

Seperti Israel yang ragu dan tak tahu pada masa depan mereka, kita pun buta akan hari depan. Namun, janji Tuhan pasti: memberikan hari depan yang penuh harapan (ayat 11). Syaratnya, kita sungguh-sungguh berseru, berdoa, dan mencari Dia dengan segenap hati—sabar dan setia di masa duka; bersyukur dan tetap mawas diri di kala suka. Lirik lagu dari buku Nyanyikanlah Kidung Baru no. 48 ini kiranya menguatkan kita: Tak kutahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap/Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap/Oh tiada ku gelisah, akan masa menjelang/Ku berjalan serta Yesus, maka hatiku tenang/Banyak hal tak kupahami, akan masa menjelang/Tapi t’rang bagiku kini, tangan Tuhan yang pegang.

TUHAN YANG MAHA TAHU
MEMIMPIN KITA MENAPAKI HARI DEPAN YANG TAK PERNAH KITA TAHU

http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Tuhan Atas Hari Depan&nama=

Minggu, 9 Januari 2011 Disiplin

Disiplin
Bacaan hari ini: 2 Timotius 3:10-17

Ayat mas hari ini: 2 Timotius 3:14
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 25-27

Korea Selatan kini merupakan salah satu negara yang disegani di dunia, dan dipandang berhasil membangun bangsanya. Mereka berhasil mencapai prestasi demikian dengan menanamkan kultur bangsa yang amat positif, yakni kultur bangsa yang sangat disiplin, selalu bekerja keras, pantang menyerah, dan tidak mau kalah dari bangsa lain. Ya, disiplin menjadi kunci keberhasilan bangsa Korea.

Kata disiplin sendiri berasal dari bahasa Latin, disciplina, yang berarti petunjuk; pengajaran; pendidikan. Dalam Oxford Dictionary, kata discipline berarti pelatihan—terutama atas akal budi dan kepribadian—demi menghasilkan kemampuan menguasai diri, juga kebiasaan untuk taat. Intinya ada pada pembentukan akal budi yang mendarah daging, yang melahirkan karakter yang taat berdasarkan kemauan hati, bukan sekadar karena takut terhadap hukuman.

Demikian pula sosok muda Timotius yang mempunyai kepribadian positif. Kepribadiannya tersebut merupakan hasil latihan kedisiplinan yang dilakukan Paulus. Paulus telah banyak memberinya kesempatan juga petunjuk, mengajar dan mendidiknya, selagi Timotius masih muda. Timotius selalu diingatkan untuk tetap berpegang pada kebenaran yang telah ia terima dan yakini (ayat 14). Belajar dari Timotius, baiklah kita juga menertibkan dan membiasakan diri untuk melakukan disiplin-disiplin rohani dengan kesadaran dan kerelaan. Baik doa pribadi, persekutuan dengan saudara seiman, maupun pembacaan dan perenungan firman. Sehingga, kita dapat disebut disciple of Jesus (murid Yesus), yang selalu mendengarkan pengajaran-Nya dan meneladani-Nya

MENJADI MURID YANG DISIPLIN BAGI YESUS
ADALAH TUGAS YANG MESTI DIJALANI SEUMUR HIDUP
http://www.renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2011-01-9

Kamis, 11 November 2010

Jumat, 26 NOvember 2010 Hidup Bukan Sandiwara

Hidup Bukan Sandiwara
Baca: Matius 6:1-6

Ayat Mas: Matius 6:1
Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 27-29; 1 Petrus 3

Ketika membaca koran-koran nasional, kita kerap menjumpai kisah-kisah bagaimana para politisi berusaha semaksimal mungkin membuat citra yang baik di mata masyarakat. Mereka tidak segan-segan mengeluarkan biaya yang besar, terutama dalam masa kampanye, bahkan mengundang konsultan-konsultan asing untuk membuat pencitraan yang profesional. Tujuannya tentu saja untuk memberikan persepsi yang baik-baik tentang diri mereka kepada masyarakat, tetapi menyembunyikan atau menyamarkan semua hal yang buruk-buruk.