Home

Anda pengunjung ke

Happy Birthday BPK PT

Happy Birthday BPK PT

Susunan Pengurus BPK Persekutuan Teruna GPIB Anugerah Periode 2010 - 2012

Pemilihan Pengurus BPK Persekutuan Teruna GPIB Anugerah yang dilakukan hari Minggu 7 NOvember 2010 pukul 13.00 mendapatkan hasil sebagai berikut :

KETUA : Kak Reco
SEKRETARIS : Kak Nila
BENDAHARA : Kak Tyas

Untuk sie pendukung yang lain akan dikoordinasikan lebih lanjut.

Selamat bertugas Kakak-kakak pengurus yang sudah terpilih.
Selalu berkarya untuk meningkatkan persekutuan dan untuk kemuliaan TUhan.

Tuhan Yesus memberkati

Rabu, 31 Maret 2010

Minggu Paskah, 4 April 2010 Tidak mungkin kembali

Tidak Mungkin Kembali
Baca: 1 Korintus 15:12-19


Ayat Mas: 1 Korintus 15:14

Bacaan Alkitab Setahun: Ruth 1-4; Lukas 8:1-25

Toto, ayah muda yang energik. Ia tekun bekerja, lima hari seminggu ke luar kota dengan berkendaraan sepeda motor, dan baru pada akhir pekan berkumpul dengan keluarga. Suatu pagi seorang sopir colt menikung cepat di kelokan dan menabraknya dari belakang. Toto meninggal tiga jam kemudian. Akhir pekan itu, ia tidak kembali kepada istri dan anaknya.

Tidak mungkin kembali. Itulah berita pedih yang dibawa oleh kematian. Dan, kepedihan itulah yang menyusupi hati para murid setelah Guru mereka meninggal dengan cara yang paling hina di mata masyarakat: disalibkan. Mereka pedih, dan ketakutan—sebagai pengikut orang yang disalibkan, mereka juga terancam hukuman serupa. Mereka pedih, dan juga bertanya-tanya: bagaimana dengan janji-Nya tentang Kerajaan Allah? Mereka pun mengurung diri. Sampai ... kebangkitan Kristus pada Minggu pagi mengubahkan semuanya itu!

Paulus secara jitu menyimpulkan bahwa kebangkitan Kristus merupakan titik tumpu berita Injil dan iman kita. Kebangkitan-Nya melenyapkan kepedihan dan ketakutan para murid serta menjawab pertanyaan mereka: bahwa perkataan-Nya benar dan bahwa Dia adalah Allah. Kebangkitan-Nya juga menegaskan bahwa kematian bukanlah titik final kehidupan: ada kehidupan baru yang kekal bersama-Nya. Itulah yang mengubah para murid dari orang-orang pengecut yang menjauhi Golgota, menjadi pemberita Injil yang gigih dan siap berkorban nyawa.

Kebangkitan-Nya menyadarkan kita untuk tidak larut dalam kepedihan dan ketakutan. Mari hadapi kehidupan dan kematian dengan keyakinan: kebenaran Tuhan akhirnya akan berjaya

KEBANGKITAN KRISTUS MENJEBOL TEMBOK PADAT KEMATIAN
DAN MENYINGKAPKAN PENGHARAPAN AKAN KEHIDUPAN BARU

Penulis: Arie Saptaji

http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Tidak%20Mungkin%20Kembali&nama=

Sabtu, 3 April 2010 Telur Dadar Busuk

Telur Dadar Busuk
Baca: Roma 6:5-11

Ayat Mas: Roma 6:10
Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 19-21; Lukas 7:31-50

C.S. Lewis, penulis yang terkenal dengan karyanya, The Chronicles of Narnia, suatu ketika didatangi seseorang yang ingin berkompromi dalam kehidupan kristianinya. Ia merasa tidak bermasalah kalau sesekali melakukan dosa dan pelanggaran kecil-kecilan. Tuhan pasti akan melupakan dosa-dosa kecil itu sepanjang ia menjadi orang kristiani yang baik. Tidak apa-apa kan berdosa sedikit, selama hal-hal yang lain baik-baik saja? Begitu pikirnya. C.S. Lewis menjawab, ”Kalau kita mencampurkan telur yang segar dengan telur yang busuk, kita tidak akan dapat membuat telur dadar yang enak.”

Yesus Kristus mati untuk menebus dosa, satu kali dan untuk selamanya. Dia menebus dosa seluruh umat manusia dari abad ke abad. Dia menebus dosa—semua dosa, baik dosa yang kita anggap besar maupun dosa yang kita anggap kecil.

Dalam konteks ini, pembedaan antara dosa besar dan dosa kecil menjadi tidak relevan lagi. Tidak ada dosa yang remeh. Setiap dosa adalah ”telur busuk” yang merusakkan kehidupan manusia. Dan, Allah menghadapi dosa secara sungguh-sungguh dan radikal. Dia mengatasi persoalan dosa dengan harga yang sangat mahal: dengan menyerahkan nyawa Anak-Nya yang tunggal sebagai tebusan.

Ketika kita tergoda untuk berkompromi melakukan perkara yang kita anggap sebagai “hanya dosa kecil”, ada baiknya kita berhenti sejenak dan merenungkan kembali penebusan Kristus. Untuk dosa yang kecil sekalipun, Dia harus menebusnya dengan meregang nyawa di kayu salib. Akankah kita menganggap enteng pengurbanan-Nya itu dengan terus menyimpan ”telur busuk”?

BAGI ORANG YANG MENGHARGAI PENEBUSAN KRISTUS
DOSA KECIL SAMA MENGERIKANNYA DENGAN DOSA BESAR


Penulis: Arie Saptaji

http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Telur%20Dadar%20Busuk&nama=

Jumat Agung, 2 April 2010 Jeritan Kesepian

Jeritan Kesepian
Baca: Matius 27:45-55



Ayat Mas: Matius 27:46


Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 16-18; Lukas 7:1-30


Betapa mengharukannya ketika harus mendengar jeritan kesepian yang paling menyayat hati terucap dari mulut Pribadi yang menanggung penderitaan. Jeritan kesepian paling mengerikan yang pernah terucap di dunia ini. Bukan oleh seorang narapidana yang menghabiskan sisa hidupnya dalam jeruji penjara; bukan oleh seorang janda yang tidak lagi memiliki siapa pun dalam hidupnya; bukan juga oleh seorang pasien yang terbaring tak berdaya di rumah sakit.


Jeritan ini terdengar dari sebuah bukit, dari atas kayu salib, dari mulut Sang Mesias yang berkata lirih, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (ayat 46). Jeritan lirih, tetapi mewakili kesepian yang luar biasa. Jeritan yang lebih pekat daripada gelapnya langit waktu itu. Yesus yang telah bersama-sama dengan Allah di sepanjang kekekalan, sekarang terpaku seorang diri di kayu salib. Anak Manusia menanggung begitu banyak dosa dunia, sampai-sampai Allah Bapa pun memalingkan muka.

Inilah ketakutan Yesus. Bukan karena Dia harus menanggung siksaan, pukulan, hajaran, atau cambukan. Bukan karena olok-olok yang akan diterima-Nya di pengadilan. Bukan karena Dia harus menanggung rasa sakit ketika disesah atau ketika kedua tangan dan kaki-Nya dipaku. Ketakutannya adalah saat Dia mengetahui bahwa Bapa di surga akan memalingkan wajah dari-Nya untuk sesaat, karena dosa manusia yang Dia pikul.

Jeritan kesepian Yesus di kayu salib itu kiranya lebih dari cukup untuk mewakili kasih-Nya kepada kita. Jangan lagi kita menyia-nyiakan kasih Yesus yang telah menanggung hukuman dosa kita. Jangan.

CAWAN YANG PALING MENAKUTKAN BAGI YESUS

ADALAH KETIKA BAPA MENINGGALKAN-NYA SEORANG DIRI

Penulis: Petrus Kwik
 http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Jeritan%20Kesepian&nama=




Kamis, 1 April 2010 Enggan Melepaskan

Enggan Melepaskan
Baca: Kolose 3:1-17

Ayat Mas: Kolose 3:8-10
Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 13-15; Lukas 6:27-49

Suatu hari, seorang anak balita sedang asyik bermain pasir di pantai ditemani ayahnya. Lalu, datanglah penjaja es krim. Sang ayah segera membeli sebuah untuk anaknya. Namun, ketika melihat mulut anaknya penuh pasir, ia pun urung memberikan es krim itu. “Ayo, Sayang, buang dulu kotoran itu dari mulutmu. Ayah punya sesuatu yang lebih baik untukmu!” Kisah ini ditulis oleh Max Lucado, ayah dari anak itu, dalam bukunya Just Like Jesus (Gloria Graffa). Ia berkata, ”Saya tak akan memberinya es krim sebelum ia membersihkan mulutnya, sebab saya mengasihinya. Saya tidak ingin ia makan es krim bercampur pasir!”

Tuhan menawarkan kepada kita sesuatu yang lebih baik. Hidup baru yang dipenuhi kasih, damai, dan berkat. Namun, sebelum bisa menerimanya, kita perlu membersihkan diri lebih dulu dari ”pasir” dosa. Tindak asusila, hawa nafsu, fitnah, dan perkataan kotor, bagaikan pasir yang memenuhi mulut. Rasul Paulus menyebutnya sebagai kelakuan manusia lama yang harus ditanggalkan. Setelah itu baru kita dapat mencicipi indahnya hidup dengan kelakuan manusia baru (ayat 12). Sama seperti es krim tidak enak dimakan bersama pasir, gaya hidup lama juga tidak bisa kita campur dengan gaya hidup manusia baru. Yang lama harus ditanggalkan, supaya yang baru bisa kita kenakan.


Lihatlah kembali buah rohani orang-orang pilihan Allah yang ditulis Paulus di ayat 12-15. Apakah ada di antaranya yang belum mewujud dalam diri Anda? Apa penyebabnya? Apakah karena masih ada sisa-sisa kelakuan manusia lama yang enggan Anda lepaskan?

Hidup kudus adalah keharusan, bukan pilihan


Penulis: Juswantori Ichwan
http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Enggan%20Melepaskan&nama=

Selasa, 30 Maret 2010

Artinya Warna Telor Paskah

Artinya Warna Telor Paskah


Oleh: Mang Ucup

Apakah Anda mengetahui artinya lambang dari warna-warna telor paskah?

1.Warna Merah: melambangkan Darah-Nya Yesus 1 Petrus 1:18-19 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat

2.Warna Biru: melambangkan awan biru - sorga: Kisah 1:11 mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga

3.Warna Hijau: melambangkan warna Daun Yohanes 12:13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"

4.Warna Perak/silver : melambangkan uang perak Yudas Matius 26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.

5.Warna Cokelat: melambangkan warna kayu salib 1 Petrus 2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di Kayu Salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

6.Warna Hitam: melambangkan warna Paku Yohanes 20:25 Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

7.Warna Ungu: melambangkan warna Jubah-Nya Yesus: Yohanes 19:23 Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit,dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.

8.Warna Merah tua: melambangkan warna Angggur Markus 15:36 Seorang dari mereka cepat-cepat pergi mengambil bunga karang, lalu mencelupkannya ke dalam anggur asam. Kemudian bunga karang itu dicucukkannya pada ujung sebatang kayu, lalu diulurkannya ke bibir Yesus, sambil berkata, "Tunggu, mari kita lihat apakah Elia datang menurunkan Dia dari salib itu."

9.Warna Abu-abu: melambangkan warna Batu penutup kuburan Markus 16:3 Di tengah jalan mereka berkata satu sama lain, "Siapakah yang dapat menolong kita menggeserkan batu penutup pada lubang kubur?" Sebab batu itu besar sekali. Tetapi setibanya di situ mereka melihat batu itu sudah terguling.

10.Warna Putih: melambangkan warna kain kafan Yohanes 4:13-14 Kedua orang itu mengambil jenazah Yesus lalu membungkusnya dengan kain kafan bersama-sama dengan ramuan wangi itu menurut adat penguburan orang Yahudi.

http://artikel.sabda.org/node/708

Asal mula Telur Paskah

Ini dapet bacaan asal mula telur paskah nih...
Jbu Pterz.....


Yosef menuruni bukit dari ladang menuju rumahnya sambil bersiul-siul menyanyikan lagu-lagu memuji Allah. Seorang beriman betul dia. Dia bukan petani kecukupan, bahkan boleh dikatakan dia adalah petani miskin, paling miskin di desanya. Namun dia menerima semuanya dengan penuh rasa syukur.


"..Marusha, Kristye, aku sudah pulang ...!" Yosef berteriak ketika mendekati rumahnya. Dia cium isterinya dan dia angkat anaknya tinggi-tinggi. Kedua perempuan itu merasakan ada yang lain pada tingkah ayahnya, kegembiraannya agak berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

"Semua penduduk omong tentang persembahan apa yang akan mereka bawa ke gereja, pada saat Jumat Suci nanti. Petrovich tetangga kita mau membawa anyaman tikar dari ladang gandumnya, Petra mau membawa sesuatuyang dibuat dari kulit sapinya... tetapi kita, kita akan berikan yang lebih baik!" kata Yosef.

"Bagaimana mungkin kita beri yang lebih baik daripada mereka? kita tidak memiliki ladang gandum yang besar, tidak punya sapi..." sahut Kristye anak perempuan satu-satunya.



"Kita memang tidak disejahterakan dan diberkati dengan tanah yang luas, tapi ayam-ayam kita? ... Mereka memberi telur paling segar untuk kita, lebah di kebun kita?... kita punya lilin dan madu terbaik, lalu kebun kecil kita? ... kita punya sayuran yang lumayan baik toh!"

Yosef masih melanjutkan, 'Jadi, sebelum makan malam, kamu harus mencari telur terbesar, tersegar, letakkan di atas meja, dan ayahmu akan membuat kamu bangga!'



Malam hari sesudah makan malam, Kristye meletakkan telur terbaiknya di atas piring. Marusha, isterinya, masih bertanya-tanya dalam batinnya tentang apa yang akan dibuat suaminya, tetapi dia tetap melanjutkan menyulam kain, untuk mempersiapkan kalau-kalau dibutuhkan juga untuk persembahan.



Yosef memuji penemuan Kristye, dan mulailah dia berkarya. Dibuatnya garis-garis pada permukaan telur itu dengan pena yang sudah dibakarnya dengan lilin dan yang sudah dicelupkannya pada lilin lebah. Dia menggambar ayam, "Karena ayam memberi kita telur yang segar ini."



Lalu dia menggambar pohon cemara, "Karena hutan kita penuh dengan pohon cemara, dan kita membuatnya menjadi tempat tinggal kita"

Dia juga menggambar bintang,"Karena aku melihat sinarnya dalam mata anak dan isteriku!' bisiknya. Lalu malam beranjak semakin larut.



Keesokan harinya, Yosef mendapat ide baru: 'Mengapa kita tidak mewarnainya?'

Lalu dia minta kepada Marusha untuk membuat cairan pewarna. Marusha memetik beberapa bunga marigold di halaman depan rumahnya dan menumbuknya dan memasaknya. Malam hari itu juga, telur direndam dalam cairan berwarna kuning itu.... dan hasil karya Yosef semakin sempurna.



Keesokan harinya, Kristye memetik wortel membantu ibunya. Dan jari-jari tangannya menjadi oranye karena pekerjaan itu. "Sekarang ada ide baru, kita beri warna oranye juga untuk telur persembahan kita!" kata Yosef.

Dan dia mulai menggambar wortel pada telur itu dengan penanya: "Untuk wortel kita.,. yang memberi kesehatan!" Dan Yosef kemudian mencelupkan sebagian telur itu pada cairan oranye perasan wortel buatan Marusha. Kini, telur sudah semakin menarik karena semakin banyak warnanya.

Tiba-tiba, Yosef berseru 'Bit, buah bit kita,,..panen bit kita terbaik di seluruh desa ini, kita beri warna marsh dari buah bit pada telur kita!" Marusha menjawab: 'Belum terlambat, kita punya rebusan bit, kita bisa pakai!" Dan malam itu, Yosef bekerja sampai larut malam untuk menyelesaikan karyanya.



Keesokannya hari Kamis, hanya tinggal satu hari untuk mereka membawa persembahan itu ke gereja. "Blackberries!" teriak Yosef, "Aku yakin tak ada Blackberries lain yang sebaik milik kita... kita berikan apa yang terbaik milik kita untuk Tuhan pada telur kita.

Marusha menggeleng-geleng kepala sambil tertawa, tetapi dia tetap membuat rebusan blackberies itu.

Matahari sudah mulai terbenam ketika Yosef menyelesaikan gambarnya pada telur dengan beberapa lingkaran kecil simbol hasil kerja kerasnya dalam rupa blackberries yang sudah dipanennya. Dan terakhir dia hanya tinggal mencelupnya pada warna itu.

Dengan hati-hati Yosef mencelupkannya pada warna kehitaman cairan rebusan blackberris. Dan diangkatnya juga perlahan-lahan....tetapi.... ..semuanya menjadi gelap........



Hilang sudah semua gambar dan warna-warni lainnya. Yosef panik! Beberapa saat, ketiga orang itu lama tanpa suara, semua menjadi diam. Kristye merangkul tangan ayahnya sambil menasehati: "mungkin lebih baik, kalau kita membawa blackberries segar dalam keranjang persembahan!"

"Yang kuinginkan adalah persembahansempurna untuk Tuhan, sekarang kita tak punya apa-apa untuk dipersembahkan ... " ujar Yosef nelangsa. Kristye menjawab, "Yah, bukankah kita seperti telur itu? Kita juga tidak sempurna, tetapi Tuhan tetap meminta kita datang?"



Yosef terpana "Aku rasa Allah memberi kebijaksanaan yang lebih baik kepadamu daripada yang Dia berikan kepada ayahmu ini!" Yosef segera membungkus telur gelap itu dengan kain sulaman Marusha.

Jumat Sore dalam pekan suci, semua orang sudah membawa persembahannya masing-masing, tak terkecuali keluarga Yosef dengan 'telur gelap'-nya. Ketika saatnya persembahan, setiap orang membawanya ke depan altar. Yosef mengambil saat paling akhir, Sebelum mele­takkan bungkusan kainnya, Yosef membalikkan badannya menyhadap umat, dan dengan matanya menatap ke lantai dia berbicara: "Kami sekeluarga hendak memberikan yang terbaik. Saya sudah meminta Kristye mencari telor terbaik, Sepanjang minggu saya melukis telur dengan lilin lebah terbaik... saya ingin mewarnainya dengan hasil-hasil kebun terbaik, tetapi apa yang terjadi.,,"



Yosef membuka bungkusannya sehingga semua orang dalam gereja itu melihatnya: "Saya tak bermaksud mempersembahkan telur ini kepada gereja, tetapi anak saya mengatakan sesuatu yang mengubah niat saya. Dia mengingatkan saya bahwa kita seperti telur ini, kita tidak sempurna, tetapi Allah tetap meminta kita datang!"



Yosef melanjutkan sambil menengadah "Maka, Tuhan... Aku dan keluargaku hendak memberikan persembahan ini kepadaKu. Syukur atas penerimaanMu dan atas cinta dam atas pengampunan kepada kami!" Yosef meletakkan persembahannya di antara persembahan yang lain dan kembali ke tempat duduknya, Tiada suara untuk beberapa saat. Lalu ibadat Jugat Agung dilanjutkan, Byarr! Minggu, hari Paskah tiba...semua orang datang ke gereja untuk merayakan Paska. Nyanyian Haleluya dalam kebangkitan berkumandang. Inilah saatnya untuk membuka semua penutup persembahan dan memberkati persembahan.



Imam, yang memimpin perayaan bersiap-siap untuk membuka kain penutup persembahan dan mengucap doa berkat. Tak terkecuali persemba­han Yosef yang mungil tanpa keranjang juga dibukanya.

'Lihat!' teriak Yosef 'Lihat telur itu!" Semua orang dalam gereja terpana, Mulut-mulut mereka menunjukkan keterkejutan. Di pagi hari itu sebutir telur paling indah yang mereka lihat. Gambar-gambar pada telur itu menjadi lebih tajam dan indah, warna-warni menjadi berkilat keemasan.

"Bagaimana bisa begitu!" bisik beberapa ibu. "Ini mukjijat..." seru beberapa orang.

Kristye menoleh ke jendela... bicara pada ibunya yang ada di sebelahnya "lihat bu, setelah musim dingin yang panjang dan gelap... Allah memberi kita matahari yang terang dam hari-hari yang hangat. Pastilah matahari yang melelehkan semua cairan yang gelap!"

Yosef menatap putri dan isterinya: 'Tuhan membuat mukjjijat untuk kita..."

Pada hari pertama, mentari menembus celah jendela­ di Ukraina.... Sebuah keluarga yang berbahagia berjabatan tangan satu sama lain.....

Dan hati mereka penuh syukur atas karya Allah yang indah.... yang mengubah kegalauan menjadi harapan,kegelapan menjadi terang... kesedihan menjadi kegembiraan....

 HAPPY EASTER PT-ERZ...  JBU all

http://www.gbiontherock.com/articleDetails.asp?articleID=88

Senin, 29 Maret 2010

Siapakah Antikris..?? Waktunya berjaga-jaga dan waspada....

Siapakah Antikris itu?



Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, 2:2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, 2:4 yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. II Tesalonika 2:1-4

Mereka yang percaya terhadap pengangkatan (secara rahasia) menggunakan ayat di atas untuk mendukung pendapat bahwa "Antikris adalah diktator berkebangsaan Roma, yang akan duduk di Bait Allah yang dibangun kembali di Yerusalem," dan dia akan memerintah dunia untuk tiga setengah tahun. Hal Lindsey, The Rapture, Bantam books, hal 128.

Untuk menganalisa ini, mari pertama-tama kita lihat lebih jauh kata "bait" (temple). Kata Yunani untuk "bait" adalah "naos". Dalam Young's Analytical Concordance, kata ini sedikitnya menunjukkan 40 keterangan, dan ada hubungannya dengan pengertian rohani mengenai "tempat kediaman".

Dalam tulisan Paulus, bait Allah, atau "naos", adalah gereja - bukan menunjuk kepada Bait Allah masa depan yang akan dibangun di Yerusalem. Sebab itu Paulus berkata "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu" I Korintus 3 : 16-17. Paulus tidak melihat kepada bait Allah di masa depan yang akan dibangun, karena ia tahu bahwa bait Allah duniawi hanyalah memberi jalan kepada bait Allah surgawi. Lihat Ibrani 8 dan 9. Selanjutnya Paulus berkata "Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini" II Korintus 6:16. " (Kamu) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh." Efesus 2:20-22.

Dengan demikian, bait Allah yang dimaksud bukanlah suatu bangunan yang akan didirikan di Yerusalem dan diduduki oleh seorang diktator dunia, tetapi bait Allah yang dimaksud adalah "manusia/orang banyak" (people). Bila berbicara tentang bait Allah secara hurufiah, maka kata yang digunakan dalam bahasa Yunani bukanlah "naos". "Naos" digunakan sehubungan dengan bait Allah rohani. Misalnya dalam kitab Wahyu (16 kali memakai kata "naos"). Yesus menjanjikan barangsiapa yang menang "akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku" (Wahyu 3:12). Tidak mungkin yang dimaksud adalah secara harafiah, manusia tidak mungkin menjadi tiang/sokoguru secara fisik. Kalimat tersebut tentunya hanya perlambang atau mempunyai arti rohaniah.

Begitu pula bila dikatakan bahwa Antikris adalah "seorang diktator Roma", kata "Antikris" sendiri tidak mendukung pendapat ini. Kata Antikris terdiri dari dua kata Yunani : Anti dan Kristus. Kata "anti" bukan berati melawan, seperti arti umumnya saat ini, tetapi lebih berarti "sebagai pengganti" ("instead of", "in the room of", or "substitution" - Strong's Analytical Concordance). Kata "Kristus" dambil dari kata Ibrani "Mesias" yang artinya "Yang Diurapi". Bila kedua definisi tersebut disatukan, maka artinya "pengganti Allah Yang Maha Kudus" atau "menduduki tempat Seseorang yang telah dinobatkan/diurapi".

Justru karena sulitnya membuka kedok penyamaran Antikris ini dengan segala tindak-tanduknya dalam menduduki posisi Kristus, maka Alkitab memebrikan amaran "Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah." II Tesalonika 2:3-4. Dari ayat di atas, dapat kita simpulkan bahwa Antikris harus mencari cara untuk merebut kedudukan Kristus. Tentunya untuk mewujudkan impiannya ini, dia harus dapat meniru Kristus, atau memperlihatkan keserupaan dengan Dia dengan memperlihatkan atribut-atribut Kristiani. Ini dilakukan dengan cara mengganti hal-hal yang secara jelas menyatakan Kristus sebagai Pencipta dan Penebus, diganti dengan pengajaran-pengajaran dan tindakan yang memalingkan manusia dari Kristus.


Berbicara tentang "manusia durhaka", teks alkitab menyatakan dia sebagai "yang harus binasa" (the son of perdition -KJV). Hanya ada satu manusia dalam seluruh Alkitab yang diberikan sebutan ini, yaitu Yudas. Yesus berkata "Selama Aku bersama mereka, ... tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa (... but the son of perdition -KJV), supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci." Yohanes 17:12. Yudas adalah murid Kristus yang berkhianat dan menjual Yesus seharga tiga puluh keping perak. Yudas berawal sebagai murid namun berakhir sebagai pemurtad. Jika demikian, bila kita hendak mencari "manusia durhaka", kita harus mulai mencarinya bukan dari "seorang diktator kejam", tetapi mencari "seorang pemurtad", yang berkhianat dari gereja. Seperti Yudas menjual Tuhannya, maka pemimpin ini berserta sistemnya juga berusaha untuk mengganti Kristus dengan memanfaatkan jalan-jalanNya dan pengajaran-pengajaranNya. Penipuan ini tidaklah datang dari kekafiran atau atheisme, tetapi dari tempat yang paling tidak disangka - yaitu dari dalam keKristenan.Antikris Antikris harus sanggup membawa orang-orang untuk setia padanya dan menyatakan dirinya sebagai Kristus. Penipuan ini harus begitu liciknya sehingga bukan saja menyesatkan orang banyak, bahkan jika mungkin umat pilihan juga.

Adik-adik teruna..
Ingat IMPT kita 3 minggu lalu berturut-turut..
1. Tentang Kekuatiran
2. Tentang Berjaga- jaga
3. Tentang kewaspadaan

Tuhan Yesus memberkati....


Diterjemahkan dari artikel dalam www.Bibleinfo.com. ©2000, Louis Torres. Published by Remant Publications. This material is taken from the book Left Behind or Sincerely Taken and is used by permission of the author.
http://dianweb.org/Doktrin/SIAPAKAH_ANTIKRIS.HTM

Rabu, 31 Maret 2010 Manis Bukan

Manis Bukan?

Baca: Mazmur 21:1-14

Ayat Mas: Mazmur 21:8
Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 11-12; Lukas 6:1-26

Seorang bayi bernama Henry Michael dilahirkan melalui operasi caesar di Wisconsin, Amerika pada tanggal 09/09/09 pukul 09.09 pagi dengan berat badan 9 pon plus 9 ons. Manis, bukan? Apakah ini suatu kebetulan saja? Ya dan tidak. Hari dan jam operasi telah ditentukan oleh orangtuanya. Hal berat badannya adalah soal lain. Peristiwa unik ini terjadi karena bentuk kerja sama rencana manusia dan anugerah Allah.

Kerja sama semacam inilah yang dilihat oleh sang pemazmur. Semua hal baik yang diberikan kepada sang raja bukan sesuatu yang jatuh dari langit, tetapi karena dua hal. Pertama, “Sebab raja percaya kepada Tuhan” (ayat 8). Kedua, “karena kasih setia Yang Mahatinggi ia tidak goyang” (ayat 8). Kata percaya yang dipakai di sini adalah batach, yang artinya memercayakan diri dan merasa aman, mantap. Kita akan merasa aman kalau kita tahu siapa yang melindungi kita, atau di mana kita berlindung.

Sang Raja memercayakan dirinya pada tempat yang tepat, yakni pada kasih setia Tuhan, bahkan dalam situasi di mana musuh dan orang yang membenci Tuhan selalu mengancam (ayat 9). Dan sama seperti sang Raja, kita juga akan merasa sukacita dan kegirangan, jika tahu pasti di mana dan kepada siapa kita memercayakan diri (ayat 2).

Tuhan tidak memanjakan umat-Nya. Dia memanggil kita dalam sebuah kerja sama, dari pihak-Nya, Tuhan akan senantiasa setia dan tidak berubah. Dan dari pihak kita, Dia meminta iman yang teguh; teguh dalam badai, teguh dalam proses penantian. Manis bukan?

ORANG YANG BERMENTAL MANJA TIDAK AKAN MENDAPAT
RUANG GERAK DALAM PERTUMBUHAN HIDUP ROHANI

Penulis: Daniel K. Listijabudi
http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Manis%20Bukan?&nama=

Selasa, 30 Maret 2010 Cara Allah Bekerja

Cara Allah Bekerja

Baca: Ayub 42:7-17


Ayat Mas: Ayub 42:10

Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 9-10; Lukas 5:17-39

Kadangkala ada situasi yang tidak kita harapkan tiba-tiba berubah menjadi menyenangkan. Maka bisa kita sebut “hadiah kecil” pada hari itu. Suatu kali saya sedang mengetik naskah di komputer. Saat saya asyik mengetik, tiba-tiba anak pertama saya berteriak dari dalam kamar, “Bu, bantu aku dong menarik ranjang ini. Aku mau mengambil anak panahku yang jatuh terselip di bawah ranjang.”


Karena sedang fokus di depan komputer, saya enggan memenuhi permintaannya. Namun, saya tidak tega juga membiarkannya. Saya pun meninggalkan komputer, masuk ke kamar, dan membantunya mencari anak panahnya. Dan ternyata ada “hadiah” yang saya peroleh. Flashdisk suami saya yang hilang dan sedang dicari-cari rupanya juga terjatuh di bawah ranjang kami. Tadi pagi sewaktu berangkat kerja, suami saya masih mengingatkan saya untuk mencari flashdisk-nya yang hilang. Kini, sekali tarik ranjang, dua barang ketemu. Hadiah lainnya, saya dapat satu ide lagi untuk menulis.

Tuhan kerap melakukan hal-hal di luar perhitungan kita. Dalam kasus besar, seperti yang dialami oleh Ayub. Pernah dalam suatu masa di hidupnya, harta benda, bahkan anak-anak dan kesehatannya, hilang lenyap. Namun Ayub tidak goyah. Ia tetap bertahan dalam imannya. Di kemudian hari, Tuhan memulihkan keadaannya dua kali lipat (ayat 10). Ya, cara Tuhan bekerja memang ajaib.


Maka, apabila sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi; entah dalam perkara sederhana seperti yang saya alami, atau berkenaan dengan perkara besar seperti yang Ayub alami, jangan mengeluh. Jalani dengan iman. Siapa tahu di sana Tuhan telah menyiapkan “berkat” buat kita.

DI BALIK YANG TIDAK KITA HARAPKAN

TIDAK JARANG TERSEMBUNYI BERKAT

Penulis: Jami Lidya Rahardjo

http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Cara%20Allah%20Bekerja&nama=

Senin, 29 Maret 2010 Yang Terbaik

Yang Terbaik
Baca: Yohanes 12:1-8


Ayat Mas: 1 Korintus 11:24,25

Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 7-8; Lukas 5:1-16

Petenis Amerika di era tahun 80-an, Jimmy Connors, adalah seorang jago tenis yang tak suka melewatkan kesempatan untuk melakukan yang terbaik di lapangan. Di segala kesempatan, ia selalu mengayunkan pukulan terbaiknya. Bahkan, jika posisi lawan sudah terkecoh dan bola tinggal dipukul ringan melampaui jala, ia tetap mengayun sekuat tenaga memberikan pukulan telak, smash terbaiknya. Mungkin bagi yang lain itu dianggap tidak perlu. Akan tetapi, ia memang selalu ingin memberikan pukulan terbaiknya.

Maria dari Betania melakukan hal serupa bagi Tuhan. Akibat pergaulannya yang karib dengan Yesus, ia sangat tahu bahwa tidak banyak waktu lagi untuk ada bersama Tuhan. Saat kematian-Nya sudah semakin dekat. Maka, kesempatan yang masih ada tidak boleh disia-siakan. Ia pun melakukan hal terbaik yang bisa dilakukannya. Yakni meminyaki kaki Yesus dengan “minyak narwastu murni yang mahal harganya” dan “menyekanya dengan rambutnya”. Yudas menganggap itu adalah pemborosan dan tidak perlu, bahkan berlebihan. Namun, tekad Maria sudah bulat. Selagi ada kesempatan, kasih kepada Tuhan harus dinyatakan. Bahkan, dinyatakan dengan cara dan kualitas yang terbaik.

Kasih sejati memang melampaui standar rata-rata. Selalu siap memberikan yang terbaik dari diri kita. Unik, istimewa, hangat, dan dikenang selamanya. Seperti tindakan Maria dari Betania. Senantiasa dikenang di masa Pra-Paskah. Sudahkah Anda dan saya memberikan yang terbaik sebagai bukti kasih kita: kepada orangtua, kekasih, suami, istri, anak-anak, sahabat ... dan Tuhan? Belum terlambat untuk memulainya.

Apabila dari yang ada pada-Nya sudah tuhan berikan semua

apakah yang patut kita tahan bagi-Nya?



Penulis: Pipi Agus Dhali
http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Yang%20Terbaik&nama=

Senin, 01 Maret 2010

Jumat, 5 Maret 2010 Perjuangan Kita Semua

Perjuangan Kita Semua Baca: Efesus 4:7-16
Ayat Mas: Efesus 4:11,12
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 34-36; Markus 9:30-50

Dalam pertandingan sepak bola, memang yang bermain dalam masing-masing tim adalah sebelas pemain. Namun, banyak orang menyadari, sesungguhnya ada “pemain kedua belas” dalam setiap tim, yang mendukung kelompok meraih kemenangan. “Pemain kedua belas” ini adalah suporter tim tersebut. Sebagai pemantik semangat, suporter berperan menguatkan tim yang didukungnya untuk meraih kemenangan. Jadi, ketika pertandingan berlangsung, sesungguhnya seluruh “isi stadion” sedang “bertanding”.
Demikian juga misi Kerajaan Allah. Memang ada sebagian orang yang melakukan tugas-tugas spesifik; seperti menjadi pendeta, pastor, pemberita Injil, misionaris, biarawan, dan sebagainya. Namun, perjuangan membangun Tubuh Kristus adalah perjuangan kita semua, yang percaya kepada Yesus Kristus. Maka, tidaklah tepat konsep yang mengatakan bahwa yang harus mengerjakan tugas Kerajaan Allah hanyalah para rohaniwan. Bahkan, kalau mau mengambil makna literal perikop ini, tugas utama para rohaniwan adalah memperlengkapi anggota jemaat. Sementara yang bertugas membangun Kerajaan Allah adalah para anggota jemaat itu sendiri.
Lalu bagaimana kita, yang bukan rohaniwan, bisa mengerjakan misi Kerajaan Allah ini? Dengan menjadi duta Kerajaan-Nya di tempat kita hidup, berkeluarga, bekerja, dan bermasyarakat. Dengan hidup sesuai standar Kristus, hingga menjadi berkat serta teladan di sana. Pula dengan mengkontribusikan nilai-nilai kristiani, sehingga Kerajaan Allah dapat dihadirkan di sana. Dan yang terutama, dengan memperkenalkan Yesus, sehingga mereka pun menjadi anggota Kerajaan Allah.
MEMBANGUN KERAJAAN ALLAH ADALAH
TUGAS SEMUA ORANG PERCAYA
http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Perjuangan%20Kita%20Semua%20&nama=
Penulis: Alison Subiantoro

Kamis, 4 Maret 2010, Laki-laki dan Perempuan

Laki-Laki dan Perempuan Baca: Kejadian 1:26-28
Ayat Mas: Kejadian 1:27
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 31-33; Markus 9:1-29

Buku Let Me Be A Woman merupakan hadiah pernikahan dari Elisabeth Elliot untuk putrinya, Valerie. Isinya kumpulan tulisan hasil pengalaman dan nasihat Elisabeth Elliot mengenai kehidupan keluarga dan pernikahan. Satu nasihat Elisabeth berkata demikian, “Kau akan menikah dengan laki-laki, bukan dengan perempuan …. Suatu hari nanti kamu mungkin akan bertanya (atau meneriakkannya), ‘Saya tidak yakin suami saya mengerti saya.’ Kamu benar. Mungkin saja ia tidak mengerti. Sebab ia laki-laki, sedang kamu perempuan.” Sebuah nasihat sederhana. Dan, semua juga sudah tahu, laki-laki dan perempuan berbeda. Sayangnya, “tahu” saja tidak cukup. Tanpa sadar, laki-laki dan perempuan kerap saling menuntut.
Allah-lah yang berencana dan menciptakan manusia dalam dua jenis kelamin yang berbeda. Laki-laki dan perempuan. Itu ide Allah dan kehendak-Nya. Hanya, sejak dosa ada di dunia, maka rusaklah semua tatanan Allah termasuk laki-laki dan perempuan. Perbedaan yang sebenarnya sangat baik berubah menjadi kejengkelan dan kemarahan tiada akhir. Namun, jika kita hidup di dalam Kristus—mendasarkan pernikahan kita pada hukum-hukum Kristus, dosa tidak lagi berkuasa. Kristus memampukan kita untuk memilih dan hidup sesuai dengan tatanan Allah.
Cara pertama untuk kembali ke tatanan Allah adalah dengan menerima bahwa laki-laki dan perempuan memang berbeda. Dengan menerima pasangan kita. Dengan tidak menuntutnya mengerti atau menanggapi kita seperti sahabat sejenis kelamin kita. Dengan tidak membandingkannya. Dalam Kristus, laki-laki dan perempuan tidak diciptakan untuk saling berperang, tetapi untuk bekerja sama.
PRIA DAN WANITA BERBEDA AGAR BISA SALING MELENGKAPI
BUKAN UNTUK SALING MENGHANCURKAN
http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Laki-Laki%20dan%20Perempuan&nama=
Penulis: Grace Suryani

Rabu, 3 Maret 2010 Menilai Ulang Harta


Menilai Ulang Harta Baca: Matius 19:16-26
Ayat Mas: Matius 19:21
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 28-30; Markus 8:22-38

Kita bisa membeli makanan, tetapi selera makan tidak bisa dibeli. Tempat tidur bisa dibeli, tetapi tidur yang nyenyak tidak dijual. Hiburan adalah sebuah industri, tetapi jangan berharap sukacita bisa ditemukan di sana. Demikian juga dengan cinta, kebahagiaan, persahabatan, dan kedamaian; tidak satu pun dari hal-hal ini bisa dibeli dengan uang. Meskipun uang punya tempat dalam kehidupan manusia, sebagian orang keliru ketika menempatkan uang sebagai pusat kehidupan dan dasar utama mengambil keputusan.
Ini pula masalah si orang muda kaya. Menarik melihat kata “sebab” dalam keterangan Matius, seolah kekayaan menjadi sumber kesedihan dalam hidup orang ini (ayat 22). “Pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.” Tidak semua orang yang bertemu Yesus diminta menjual harta mereka. Misalnya, Zakheus dan Lewi tidaklah de­mikian. Kalau begitu, mengapa Yesus meminta orang muda ini menjual hartanya? Alasannya adalah karena kekayaan telah mengikatnya. Kekayaan menjadi lebih penting dibandingkan dengan Tuhan dan sesamanya. Ia sudah sedemikian mengasihi dan percaya pada kekuatan hartanya, sehingga mengikat komitmennya pada harta tersebut. Ia tidak rela jika Tuhan meminta seluruh hartanya. Ia juga tidak rela seluruh hartanya diberikan kepada orang-orang miskin.
Tentu bukanlah sebuah dosa menjadi orang kaya. Namun, salah besar kalau menggunakan kekayaan terutama buat diri sendiri. Orang kristiani memang harus belajar untuk pandai mencari uang agar bisa banyak memberi buat Tuhan dan sesamanya. Dunia memang tamak untuk memiliki uang, tetapi biarlah anak Tuhan hanya “tamak” untuk menghabiskan uang bagi Tuhan
JANGAN PERCAYA HARTA BISA MEMBELI SEGALANYA
PERCAYALAH BAHWA UNTUK TUHAN KITA BISA MEMBERI SEGALANYA
http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Menilai%20Ulang%20Harta&nama=
Penulis: Denni Boy Saragih

Selasa, 2 Maret 2010 Mengalami Tuhan

Mengalami Tuhan Baca: 1 Raja-raja 19:9-18
Ayat Mas: 1 Raja-raja 19:12,13
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 26-27; Markus 8:1-21



Hidup beriman saya tuh datar-datar saja. Tidak ada yang istimewa. Sangat biasa. Oleh karena itu, saya ingin sekali mengalami mukjizat. Biar saya bisa merasakan kuasa Tuhan yang nyata, dan sungguh-sungguh mengalami kehadiran-Nya,” begitu seorang pemuda pernah berkata. Rupanya di benak pemuda itu, yang namanya “mengalami Tuhan” mesti melalui kejadian spektakuler; hal-hal di luar jangkauan akal. Bisa jadi tidak sedikit pula orang yang beranggapan seperti itu.
Padahal tidak selalu demikian. Betul, Tuhan bisa menyatakan diri melalui peristiwa yang menakjubkan. Namun, kenyataan menunjukkan, Dia lebih kerap menyatakan diri melalui peristiwa biasa, dalam kejadian sehari-hari; entah udara segar yang kita hirup, hamparan pemandangan yang indah, kicau burung yang merdu di pepohonan, atau juga tawa riang gembira anak-anak yang tengah bermain.
Hari ini kita membaca pengalaman Elia di Gunung Horeb, ketika ia melarikan diri dari Ratu Izebel. Ia sangat ketakutan dan putus asa. Tuhan lalu berfirman supaya Elia keluar dari gua tempat persembunyiannya (ayat 11). Awalnya datang angin besar dan kuat; membelah gunung, memecah bukit batu. Namun, tidak ada Tuhan di sana. Lalu datang gempa dan api, juga tidak ada Tuhan di sana. Kemudian datanglah angin sepoi-sepoi basa. Dan Elia merasakan kehadiran Tuhan (ayat 12,13).
Jadi sebetulnya, setiap hari pun kita dapat mengalami Tuhan; merasakan kuasa-Nya, dan menikmati kehadiran-Nya. Asal kita mau keluar dari “gua persembunyian” kita; dengan tidak membatasi kuasa dan kehadiran-Nya sebatas yang inginkan.
SETIAP SAAT, DALAM SETIAP PERISTIWA
KITA DAPAT MENGALAMI KUASA DAN KEHADIRAN TUHAN
http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Mengalami%20Tuhan&nama=
Penulis: Ayub Yahya
                                                

Senin, 1 Maret 2010 Bukan Peternak Biasa

Bukan Peternak Biasa Bacaan hari ini: Amos 1:1,2
Ayat mas hari ini: Amos 1:1
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 23-25; Markus 7:14-37

Ia bukan anak nabi. Ia bukan pula anak imam. Ia peternak domba, pekerjaan yang tidak mengingatkan kita pada pelayanan rohani. Ia bisa saja tinggal tenang di daerahnya, Tekoa, menekuni pekerjaannya, mencukupi kebutuhan keluarga, dan beribadah kepada Tuhan. Namun, Tuhan memberinya penglihatan dan menyuruhnya menyampaikan pesan kepada Israel. Ia menaatinya, dan kita pun mengenalnya sebagai nabi Tuhan. Ia menulis salah satu kitab yang dimuat di dalam Alkitab: Amos.
Menurut takaran saat ini, Amos bukan rohaniwan. Ia pekerja sekuler. Toh Tuhan memanggilnya sebagai jurubicara untuk menyampaikan peringatan ilahi kepada bangsanya. Panggilan yang mengubahkan hidupnya.
Panggilan Tuhan tidak dibatasi sekat-sekat pekerjaan. Memang ada orang yang secara khusus dipanggil untuk melayani Tuhan secara penuh waktu. Selain itu, seperti dialami Amos, tidak jarang pula Tuhan memanggil orang yang sedang tekun melakukan tugas dan pekerjaannya sehari-hari serta meminta orang itu menjalankan suatu pelayanan tertentu.
Saat ini pekerjaan Anda mungkin juga tidak berbau ”rohani” atau menjanjikan kesuksesan yang berdampak besar. Atau, Anda malah sudah merasa mapan dan mantap dengan suatu pekerjaan. Yang jelas, Anda tidak pernah membayangkan suatu ketika akan menjadi hamba Tuhan. Tetapi, siapa tahu Tuhan memberikan suatu panggilan khusus bagi Anda untuk melayani Dia? Dalam hal ini, Anda perlu mengembangkan keterbukaan dan kepekaan terhadap panggilan Tuhan, serta keberanian untuk menanggapi panggilan tersebut.
TIDAK ADA PEKERJAAN YANG BIASA-BIASA SAJA
SELAMA KITA MELAKUKANNYA UNTUK MEMULIAKAN TUHAN
http://www.renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-03-1
Penulis: Arie Saptaji
       

IMPT, 28 February 2010 Bertumbuh dalam Menghidupi Firman

Pembacaan Firman dari Kolose 3 : 12-17

12Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. 13Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. 14Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. 15Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. 16Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. 17Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

Ketika kita berusaha untuk mengerti satu bagian dari surat Rasul secara khusus, alangkah baiknya kalau kita membaca surat tersebut secara keseluruhan terlebih dahulu. Dengan membaca secara keseluruhan, kita akan dapat menangkap maksud dari penulisan surat tersebut. Perlu diingat oleh setiap kita bahwa suatu surat bahkan suatu bagian Alkitab ditulis selalu dengan tujuan tertentu dan penulisnya ingin kita tahu tujuan penulisan tersebut. Untuk mengetahui tujuan penulisan Injil memang agak sulit bagi kita karena isinya panjang, sedangkan isi surat cukup pendek sehingga lebih mudah untuk mempelajari tujuan penulisannya. Kalau kita membaca secara keseluruhan dan lebih detail, kita akan lebih tepat mengenai sasarannya. Ada penulis yang secara eksplisit mengungkapkan tujuan penulisannya, contohnya : Injil Yohanes.
Mari kita mempelajari tujuan penulisan surat Kolose dan bagaimana kondisi jemaat di Kolose waktu surat tersebut ditulis.
  • Kolose 2:16 : Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
  • Kolose 2:18-19 : Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.
  • Kolose 2:23 : Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.
Untuk mengetahui tujuan penulisan surat, kita perlu tahu kondisi jemaat yang dikirimi surat, keduanya saling berkaitan. Dari pembacaan ayat-ayat di atas, kita mengetahui adanya pengaruh ajaran yang salah dalam jemaat Tuhan. Ajaran-ajaran Yunani berusaha masuk ke dalam gereja. Ajaran-ajaran tersebut salah karena tidak kembali kepada Kristus. Jemaat Kolose sudah merendahkan diri, beribadah kepada malaikat dan mendapatkan penglihatan, tapi menurut Paulus semuanya itu salah karena tidak kembali kepada Kristus. Paulus dalam surat Kolose berkali-kali menekankan untuk kembali kepada Kristus. Kolose 1 adalah salah satu pengajaran yang penting mengenai Kristologi.
  • Kolose 1:3-5 : Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil.
  • Kolose 1:8 : Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.
Dari 2 ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa jemaat Kolose adalah jemaat yang baik. Mereka memiliki iman, pengharapan, dan kasih, bahkan kasihnya adalah kasih dalam Roh.
Jadi ada 2 kondisi jemaat Kolose yaitu ada ajaran lain yang berusaha mempengaruhi, dan jemaat Kolose adalah jemaat yang baik.
Surat Kolose 1-3:4 banyak berbicara tentang hal doktrinal yaitu prinsip-prinsip, doktrin-doktrin, dan pengajaran tentang membedakan yang benar dan yang salah baik dalam hal ajaran maupun doktrin.
Surat Kolose 3:5 : Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Dalam ayat di atas Paulus membicarakan tentang perilaku, sikap, etika, bagaimana orang Kristen harus hidup. Yang menarik dalam hal ini adalah di satu sisi Paulus tahu adanya ancaman yang nyata terhadap jemaat Kolose dari ajaran lain yang berusaha mempengaruhi tetapi di sisi lain Paulus masih memberikan ruang yang cukup panjang, porsi yang cukup banyak untuk membicarakan hal-hal tentang perilaku, sikap, etika dan bagaimana harus hidup, bahkan sampai hal-hal detail dari suami-istri, anak, orang tua, dll.
Sebagai ilustrasi pembanding, ada 2 orang anak yang mempunyai karakter malas dan yang lainnya berkarakter berantakan. Besok ada ujian, maka yang menjadi fokus kita adalah anak yang malas bukannya pada sifat berantakannya. Paulus tahu adanya ancaman tersebut di atas, ketika dia hendak memberikan pengajaran tentang doktrin yang benar, dia juga merasa hal-hal tentang perilaku/ etika adalah juga sangat penting. Yang menarik lagi, jemaat Kolose adalah jemaat yang sudah baik, tetapi Paulus merasa masih belum cukup. Surat-surat yang lain bahkan surat dari Yohanes, Petrus juga berisikan hal yang sama yaitu tentang perilaku, sikap, bagaimana harus berelasi. Jadi bukan hanya hal-hal doktrinal saja yang penting, melainkan hal-hal tentang perilaku, sikap, bagaimana harus berelasi juga penting. Kedua hal tersebut harus diajarkan bersamaan.
Yang menjadi pergumulan saya setelah mendapatkan kesempatan studi di Amerika adalah setelah studi apakah saya akan mengalami perubahan atau tidak, apakah istri dan anak saya dapat merasakan adanya perubahan pada diri saya. Adalah sesuatu yang tidak beres jika kita yang sudah belajar kebenaran tetapi tidak berubah dalam hal perilaku, iman kita. Seharusnya, kedua aspek tersebut saling berkait.
Ada jemaat yang ketika berada di luar kota atau luar negeri takut memasuki gereja dengan pengajaran yang salah. Tetapi, adakah diantara kita yang memiliki ketakutan: setelah sekian lama beribadah di tempat ini tetap tidak mengalami pertumbuhan dalam aspek praktis. Ataukah kita mempunyai prinsip bahwa doktrinal dibereskan dulu, baru aspek praktis diperhatikan. Seharusnya, kita harus berusaha untuk tidak jatuh dalam hal doktrinal dan pada saat yang sama harus berusaha bertumbuh dalam hal praktis, dalam hal iman.
Dua per tiga bagian surat Kolose berbicara tentang hal-hal doktrinal, sepertiga bagiannya berbicara tentang hal-hal perilaku, sikap secara detail. Paulus dan penulis surat yang lain memberikan porsi yang besar dalam aspek moral, etika ini karena mereka menyadari bahwa hal ini tidaklah mudah. Bertumbuh dalam aspek moral, etika, sikap memang tidak mudah, kita perlu bersabar dan memerlukan usaha yang khusus.
Orang yang sudah lama menjadi orang Kristen tidak otomatis memiliki sikap, moral yang baik. Kita harus bersabar terhadap orang lain dan tidak cepat puas diri dengan  keadaan kita sendiri. Jangan dibalik, kalau terhadap orang lain tidak sabar akan perubahannya tetapi kalau terhadap diri selalu penuh “ampun”.
Jemaat Tesalonika terkenal dalam hal kasihnya, tetapi Paulus mengatakan kepada mereka : aku mau kamu lebih lagi dalam mengerjakan kasihmu.
Bertumbuh di dalam aspek moral, etika, sikap memerlukan disiplin, perhatian, usaha, dan waktu.
Aspek indikatif (yaitu hal-hal yang berbicara hal-hal doktrinal, status kita, bagaimana Allah memandang kita, aspek fakta) dan aspek imperatif (yaitu aspek perintah) harus berjalan bersamaan. Kalau kita memisahkan keduanya, adalah hal yang berbahaya.
Seorang teman saya dari Cina mengatakan bahwa kehidupan moral di Amerika (daerah Chicago) masih lebih baik daripada di Cina. Sejak pemerintah Cina membuka kesempatan kepada kaum wanita untuk berkarir, banyak wanita yang berpendidikan tinggi dan berpenghasilan baik, tapi mereka kesulitan dalam menemukan suami. Mereka tidak mungkin menikah dengan pria yang status ekonominya lebih rendah, tetapi pria yang status ekonominya lebih tinggi kebanyakan beristri lebih dari satu atau punya wanita simpanan. Pemerintah Cina tidak memiliki dasar untuk melarang poligami, kecuali kalau muncul gejolak sosial. Hal ini menunjukkan bahwa kalau aspek indikatif tidak ada, maka aspek imperatifnya pun menjadi sulit. Dalam kekristenan, ada indikatif bahwa Allah menciptakan pria dan wanita yang bersatu menjadi satu daging, imperatifnya adalah tidak boleh cerai. Sebaliknya, orang Israel tahu indikatif bahwa mereka adalah umat pilihan Allah yang harus disunat sebagai tandanya, tapi secara imperatifnya tidak jalan.
Seorang teman saya yang bekerja di Starbucks, membandingkan pekerja Starbucks di Jepang dengan di Amerika. Yang di Jepang bekerja lebih akurat dan cepat sepanjang waktu, sedangkan yang di Amerika sedikit ceroboh dan lambat ketika jam sibuk, karena bagi orang Jepang pekerjaan yang buruk akan mempermalukan Negara Jepang dan nama keluarga. Kita yang secara identitas sudah jelas sebagai anak Tuhan, seharusnya juga mempunyai aspek imperatif yang benar.
Kita kembali melihat Kolose 3:12, indikatifnya adalah sebagai orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, imperatifnya adalah kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Paulus beroleh hikmat dari Tuhan, dia melihat bahwa indikatif dan imperatif harus berjalan bersamaan, ancaman dalam jemaat Kolose adalah berasal dari doktrin yang salah juga dari perilaku yang salah. Jemaat bisa jatuh karena doktrin yang salah dan juga dari perilaku yang salah. Perilaku jemaat yang salah dapat mempengaruhi perilaku jemaat yang lain. Ada orang yang tidak mau lagi pergi ke gereja karena sudah dikecewakan oleh jemaat lain. Saudara seiman dapat menjadi batu sandungan. Kolose 3:12 mengajarkan bahwa untuk dapat memiliki perilaku Kristen yang benar, kita harus sadar akan identitas kita sebagai orang Kristen.
Kolose 3:13 mengajarkan aspek imperatif yaitu sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, aspek indikatifnya adalah sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu. Kita harus tahu terlebih dahulu bahwa kita adalah orang yang diampuni, baru kita bisa mengampuni orang lain.
Kita adalah orang yang dikhususkan oleh Allah dari bangsa-bangsa lain untuk melayani Allah seperti bangsa Israel yang dikhususkan oleh Allah untuk melayani Dia. Kita dikhususkan menjadi kaum pilihan Allah, imamat yang rajani. Kita bukan hanya dikhususkan tetapi juga dikasihiNya sebagai umat kesayangan. Ini semua aspek indikatif. Kalau kita sudah tahu identitas kita ini, maka kita harusnya bersikap sebagai orang Kristen yang benar.
Hari ini kita hanya akan membahas 2 aspek imperatif yaitu belas kasihan dan kemurahan. Belas kasihan berarti simpati yang mendalam, hati kita tersentuh dan memikirkan pertolongan untuk orang lain. Kapan terakhir kali kita berbelas kasihan kepada orang lain? Kalau kita kesulitan untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu berdoa mohon Tuhan berikan kepada kita hati yang berbelas kasihan. Berbelas kasihan bukan berarti menjadi sinterklas. Kalau Tuhan bukakan, maka kita juga akan dipakai Tuhan untuk menolong orang lain. Mulailah menganggap kesulitan orang lain sebagai hal yang penting. Dalam kehidupan berjemaatpun, kita perlu memperhatikan kesulitan jemaat lain.
Kehidupan moral bukan hanya hubungan Tuhan dengan saya tetapi juga hubungan saya dengan jemaat lain dalam gereja lokal. Satu jemaat harus berelasi dengan jemaat yang lain. Kesalehan yang dituntut Tuhan bukan hanya kesalehan secara pribadi yang menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhan, tetapi juga kesalehan komunitas yang menyangkut kehidupan bergereja yang baik. Berikanlah belas kasihan kepada semua orang, khususnya kepada saudara seiman, khususnya saudara seiman yang secara rutin kita jumpai.
Belas kasihan lebih berfokus pada hal-hal yang menyentuh hati kita, sedangkan kemurahan lebih pada pertolongan yang nyata, praktis kepada orang yang kita jumpai. Kapan terakhir kali kita memberikan pertolongan kepada saudara seiman yang kita jumpai setiap minggu?
Ketika saya berada di Amerika, saya mendapatkan pertolongan yang benar-benar nyata dari orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekitar saya. Satu hal yang sangat saya syukuri adalah pertolongan teman-teman Amerika saya dalam memeriksa tata bahasa Inggris saya dalam paper yang saya susun. Bagi mereka, pertolongan tersebut tidaklah sulit, tapi bagi saya pertolongan tersebut sangatlah besar. Mungkin pertolongan yang kita berikan tidaklah terlalu sulit bagi kita tapi mungkin akan sangat berharga bagi orang yang kita tolong. Inilah indahnya! Inilah prinsip tubuh Kristus, satu hal adalah mudah bagi seseorang karena sesuai dengan talenta yang Tuhan berikan tapi tidak bagi orang lain, karena itu kita harus saling memberikan kemurahan, saling berbelas kasihan, kepedulian kepada orang lain.
Mari kita gumulkan dukungan apa yang dapat kita berikan kepada jemaat yang kita jumpai setiap minggu. Kita akan melihat bagaimana nama Tuhan dipermuliakan.
Jemaat Kolose yang baik, ketika memiliki kesaksian hidup yang baik, bukan hanya membuat mereka tidak jatuh tetapi juga akan dapat membawa orang luar masuk ke dalam. Waktu mereka tidak hanya membantah dan menjawab tetapi juga menunjukkan kesaksian hidup yang riil, mereka akan dapat membawa orang yang semula hendak mempengaruhi mereka dengan ajaran yang salah, masuk ke dalam persekutuan orang yang diselamatkan.
Seorang teman yang semula studi di Universitas Trinity tetapi kemudian pindah ke universitas sekuler, dapat merasakan bedanya dalam hal komunitas hidup mahasiswanya. Mahasiswa dari 2 universitas tersebut sama integritasnya tapi beda dalam hal relasi satu sama lainnya. Di sini kita kembali diingatkan akan Firman Tuhan yang mengatakan bahwa ketika kamu saling mengasihi, maka orang lain akan tahu bahwa kita adalah murid Tuhan. Amin  ?


Dari pembelajaran diatas, kita juga diajar untuk meneladani pola hidup Tuhan Yesus, minggu ini hingga minggu kedepan, kita akan belajar mempraktekannya..


Selamat bertumbuh , belajar meneladani Tuhan Yesus
Tuhan Yesus memberkati