Home

Anda pengunjung ke

Happy Birthday BPK PT

Happy Birthday BPK PT

Susunan Pengurus BPK Persekutuan Teruna GPIB Anugerah Periode 2010 - 2012

Pemilihan Pengurus BPK Persekutuan Teruna GPIB Anugerah yang dilakukan hari Minggu 7 NOvember 2010 pukul 13.00 mendapatkan hasil sebagai berikut :

KETUA : Kak Reco
SEKRETARIS : Kak Nila
BENDAHARA : Kak Tyas

Untuk sie pendukung yang lain akan dikoordinasikan lebih lanjut.

Selamat bertugas Kakak-kakak pengurus yang sudah terpilih.
Selalu berkarya untuk meningkatkan persekutuan dan untuk kemuliaan TUhan.

Tuhan Yesus memberkati

Selasa, 25 Agustus 2009

Kegiatan Pembinaan Pengurus dan Pelayan BPK Persekutuan Teruna

Puji Tuhan, karena berkat dan penyertaanNya yang indah buat Pengurus BPK Persekutuan Teruna. Pada hari Sabtu - Minggu tanggal 22-23 Agustus 2009 , ada pembinaan pengurus dan pelayan BPK PT GPIB Anugerah yang diadakan di salah satu Vila di Kota Bunga.

Pembinaan tersebut dihadiri oleh :
  1. Tante Hadi
  2. Om Latuperisa
  3. Kak Rina
  4. Kak Irawan
  5. Kak Sabat
  6. Kak Johannis
  7. Kak Freddy
  8. Kak Maria
  9. Kak Pitasari
  10. Kak Stevie
  11. Kak Oce
  12. Kak Nila
  13. Kak Victor
  14. Kak Silas

Dalam pembinaan ini, para pengurus dan pelayan BPK Persekutuan Teruna belajar banyak hal, diantaranya :

  • Mempelajari arti melayani dan bersaksi
  • Mengenal karakter diri sendiri
  • Mengenal siapa dan bagaimana diri sendiri dan teruna
  • Pengembangan kepengurusan
  • Games

Dari pembinaan tersebut, yang terpenting yang akan dibagikan ke semua rekan-rekan Teruna adalah struktur kepengurusan BPK Persekutuan Teruna yang sudah dibentuk mendukung kepengurusan lama.

Susunan Organisasinya adalah sebagai berikut :

Ketua : Kak Rina

Wakil Ketua : Kak Sari

Sekretaris : Kak Maria

Bendahara : Kak Tyas

Koordinator Sie Bindik : Kak Sabat

Anggota : Kak Johannis, Kak Irawan, Kak Nila

Koordinator Sie Umum : Kak Oce

Anggota : Kak Stevie, Kak Freddy, Kak Silas

Sekian info pengurus hari ini.

Semoga pengurus yang terbentuk, semakin solid, dan kerja buat Tuhan dengan segenap hati dan penuh komitmen.

Tuhan memberkati Semua.

Rabu, 19 Agustus 2009

Harta dalam Kerajaan Allah

Jumat, 21 Agustus 2009

YAKOBUS2. Harta dalam Kerajaan Allah
Yakobus 1:9-18 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. (1:14)
Dalam firman hari ini, Yakobus menegur orang-orang kaya dengan mengatakan bahwa segala usaha mereka akan lenyap seperti halnya bunga rumput yang hanya sementara saja semaraknya. Kita bisa bertanya, apakah itu berarti kekayaan adalah suatu hal yang buruk, padahal berkat materi pun jika dikelola dengan benar dapat dipakai untuk mempermuliakan Tuhan.
Kekayaan atau berkat materi itu tidaklah salah, tetapi yang salah adalah ketika kita menjadikannya sebagai sumber pencobaan untuk diri kita sendiri. “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut ” (ay 14,15). Kekayaan menjadi sumber pencobaan dalam hidup kita, ketika kita telah terseret dan terpikat olehnya. Kenyataannya, banyak orang jatuh ke dalam dosa akibat kekayaannya.
Jadi bagaimana, supaya kekayaan tidak menjadi sumber pencobaan dalam hidup kita? Tuhan Yesus berkata: “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6:33) Tatanan yang benar, yang akan menjaga kita sehingga tidak terjerumus ke dalam dosa dalam menikmati berkat-berkat Allah, adalah dengan mencari berkat yang telah disediakan di dalam Kerajaan Allah. Jangan mencari berkat dengan jalan dunia, atau melalui tawaran Iblis.
Mencari harta dalam Kerajaan Allah, akan menemukan harta yang kekal di bumi dan di surga
Segala yang Kau sediakan bagiku, hanya itulah yang kuinginkan

Pengujian = Kesempurnaan

Kamis, 20 Agustus 2009


YAKOBUS1. Pengujian = Kesempurnaan
Yakobus 1:1-8 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun (1:4)
Sangat menarik bahwa di awal suratnya Yakobus, saudara kandung Yesus, berbicara tentang pengujian iman dan mengajak kita untuk menganggap bahwa pengujian iman adalah sesuatu yang membahagiakan. Memang surat ini ditulis pada masa awal Kekristenan di mana penganiayaan terjadi atas orang-orang Kristen di Yerusalem. Jadi surat ini ditulis untuk menguatkan iman mereka yang dalam pengujian iman.
Kembali ke awal, kenapa pengujian atas iman dianggap sebagai kebahagiaan? Bukankah penganiayaan, kesulitan, dan penderitaan merupakan sesuatu yang tidak mudah dan enak untuk dinikmati? Penulis surat ini menunjukkan alasannya kepada kita: “Ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.” (ay 3-4)
Ketekunan adalah hasil dari pengujian. Ketekunan adalah kata lain dari tahan uji. Ketika berada dalam api pengujian, iman kita akan terasah menjadi semakin kokoh dan bersinar. Buah dari ketekunan adalah kita menjadi sempurna dan utuh dan tidak tidak kekurangan sesuatu apa pun. Pengujian adalah cara yang dipakai Tuhan untuk menyempurnakan kita. Oleh karena itu, mari kita memandang setiap kesulitan, penderitaan, yang kita alami karena iman kita, sebagai suatu kebahagiaan karena Tuhan sedang bekerja untuk menyempurnakan diri kita.
Kita tidak akan sempurna dan utuh tanpa melalui pengujian
Tuhan biarlah aku memandang setiap pengujian atas imanku sebagai suatu kebahagiaan

Tuhan Memilih Yusuf Dan Memberi Mimpi

Rabu, 19 Agustus 2009


KEJADIAN 6.
Tuhan Memilih Yusuf Dan Memberi Mimpi
Kejadian 37:1 – 11 tampaklah matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku. (37: 9)
Pada pasal 37 ini, kita memasuki babak baru kehidupan Yakub dan anak-anaknya, yaitu Yusuf yang masih muda menjadi tokoh yang dipilih Tuhan. Pada umur 17 tahun, Tuhan memilihnya dan melalui mimpi memperlihatkan posisinya kelak, menjadi pemimpin dan yang terbesar dari semua keluarganya. Mimpi itulah yang menjadi babak baru kehidupan Yusuf dan dimulainya masa pelatihan yang amat keras dan menyakitkan dalam waktu yang cukup lama.
Apakah maksud Tuhan memberi dua mimpi yang begitu jelas kepada Yusuf yang masih remaja? Itu adalah pengharapan Tuhan kepada Yusuf. Dalam mimpi itu terkandung pengharapan yang menjadi kekuatan yang hidup, yang mampu mengalahkan semua penderitaan dan kesusahan yang kelak ia hadapi. Dengan mimpi itu pula Tuhan membesarkan Yusuf yaitu melalui semua masa pelatihan yang amat panjang. Kita bisa menyaksikan bagaimana Yusuf mampu melampaui semua masa sulit, kesedihan dan segala macam penderitaan yang dihadapinya hingga akhirnya membuahkan hasil yang nyata.
Kita adalah orang-orang yang dipilih dan dipanggil Tuhan. Pada saat Ia memanggil, Ia pun menyatakan ‘mimpi’ yang menjadi visi dan misi bagi masing-masing kita dalam mengikuti Tuhan. Peganglah terus mimpi itu, jangan pernah memadamkannya. Dari situ akan terpancar aliran air hidup, yang memuaskan dahaga, sehingga kita tetap bisa bertahan melalui semua kesusahan dan penderitaan yang seperti apapun.
Nyalakanlah selalu setiap pengharapan di dalam Tuhan
Aku mau melangkah dalam visi dan panggilan-Mu Tuhan

Tuhan Yang Setia dan Yang Maha Kasih

Selasa, 18 Agustus 2009


KEJADIAN 5. Tuhan Yang Setia dan Yang Maha Kasih

Kejadian 35 : 1 - 15 “bersiaplah pergilah ke Betel” (35:1)
Apa yang dialami Yakub di Sikhem adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Mulai dari perbuatan Sikhem terhadap Dina, anaknya, sampai namanya yang tercemar oleh tipu muslihat anak-anaknya terhadap penduduk negeri itu. Semua ini memang karena ketidaktaatan Yakub. Ia seharusnya pergi ke Betel tetapi memilih tinggal di Sikhem. Namun sekali lagi dengan jelas dan nyata, kita menyaksikan kasih dan kepedulian Tuhan kepada Yakub. Hati-Nya tidak tahan membiarkan Yakub berada terus dalam kegalauan dan kekacauan.
Tuhan mendatangi Yakub dan menyuruhnya pergi ke Betel. Betel adalah tempat Yakub bertemu Tuhan saat pelariannya dari Esau. Saat Tuhan berjanji akan selalu setia menyertainya, dan saat Yakub bernazar akan menjadikan Tuhan sebagai Allahnya. Sekarangpun Tuhan sedang menunggu dia di Betel. Tuhan mau menghibur dan memulihkan penderitaannya. Sekali lagi Tuhan meneguhkan janji-Nya dan memberkatinya, “Lagi firman Allah kepadanya, Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak, satu bangsa bahkan sekumpulan bangsa-bangsa akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu. Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu. ”
Lihatlah dan kecaplah kebaikan dan kesetiaan Tuhan. Dia yang setiap saat selalu menunggu umat yang dikasihi-Nya datang kepada-Nya. Saat ini kesulitan dan beban seperti apakah yang sedang Anda hadapi? Mari datang dan bawa semua beban dan kesusahanmu itu kepada-Nya, karena Dia ada dan sedang menunggu Anda.
Hai kamu yang letih lesu dan berbeban berat, datanglah kepadaKu, Aku akan memberi kelegaan kepadamu .
Terima kasih Tuhan untuk kasih setia-Mu dalam hidupku

Jumat, 14 Agustus 2009

Menjadi Berbeda Dengan Orang Dunia

Senin, 17 Agustus 2009


KEJADIAN 4 .

Menjadi Berbeda Dengan Orang Dunia
Kejadian 34 : 1 - 31 Pada hari ketiga ketika mereka sedang menderita kesakitan. (34:25)
Apa yang dilakukan Sikhem, anak Hemor terhadap Dina, anak Yakub sangat menyakitkan hati saudara-saudara Dina. Perbuatan tersebut membuat hati mereka begitu panas dan sangat marah, sehingga timbul niat untuk membalas dendam dengan membinasakan penduduk negeri itu. Lihatlah betapa liciknya tipu muslihat mereka. Sunat, tanda perjanjian yang sangat mereka banggakan itu, dipakai sebagai alat untuk melancarkan tipu muslihat mereka yang licik.
Apa yang terjadi pada Dina ini, memang merupakan aib yang amat besar dan noda yang sangat keji. Tetapi sebagai umat Tuhan, penjunjung tinggi perjanjian Allah, beginikah cara mereka menghadapinya? Balas dendam, membalas kejahatan dengan kejahatan tipu muslihat yang amat licik.
Sebagai pendatang di negeri itu dan selaku umat Tuhan, seharusnya memberi contoh yang baik, bagaimana sikap dan tindakan ketika mendapat perlakuan yang tidak adil, yaitu membuang cara dan gaya dunia yaitu kejahatan balas kejahatan. Dengan demikian mereka sebagai umat Tuhan di tengah-tengah bangsa itu menjadi contoh dan berkat bagi negeri itu.
Dalam kehidupan kita yang nyata pun, betapa kita sering mendapat perlakuan yang tidak adil dari dunia. Tetapi sebagai umat Tuhan, biarlah kita tidak memakai cara dan gaya dunia. Dengan demikian akan jelas terlihat perbedaan antara kita, umat Tuhan dengan orang-orang dunia.
Berbeda dengan budaya dan prinsip hidup dunia
Ajar aku Tuhan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan

Nehemia

Minggu, 16 Agustus 2009


Nehemia termasuk dalam kelompok orang-orang Yahudi yang menjadi tawanan di Babel yang dibesarkan di Persia setelah Koresy memberikan kebebasan kepada mereka. Nehemia telah mendapat kedudukan yang terhormat sebagai pengangkat anggur bagi raja Artahsasta, raja Kerajaan Persia. Ini merupakan jabatan kepercayaan dan tanggung jawab yang besar. Tidak banyak orang dalam kerajaan itu yang memiliki hubungan yang sangat akrab dengan raja seperti seorang yang menjabat sebagai pengangkat anggur bagi raja (I Raja-Raja 10:5; II Tawarikh 9:4).

Nehemia menerima laporan mengenai kemelaratan jasmani dan rohani yang melanda Yerusalem dan hatinya menjadi sedih mendengar keadaan itu. Karena itu Ezra duduk menangis dan berkabung selama beberapa hari dan Ia berpuasa dan berdoa kepada hadirat Allah (Nehemia 1:4). Doa-doa Nehemia itu mengakibatkan raja Persia memberikan izin kepadanya untuk berangkat dan sekali gus mengangkatnya sebagai gubernur Yehuda, serta mengaruniakan kepadanya kekuasaan untuk membangun kembali tembok kota itu (Nehemia 2:5-7; 5:14).

Nehemia memahami akan Firman Allah dan secara rohani ia telah siap untuk memulihkan kembali penyembahan kepada Allah di Yeruselem. Kedudukannya yang terhormat, kesenangan pribadi dan jaminan materi baginya tidak sepenting seperti kasihnya kepada Allah yang benar dan keprihatinannya terhadap keadaan umat yang berada di Yerusalem.

Ketika Nehemia tiba di Yerusalem, ia melayani bersama-sama dengan Ezra dalam menghadapi berbagai tantangan serta hambatan yang datang dari para musuh di sekliling mereka yang berusaha mematahkan semangat mereka.

Memulihkan tembok yang telah hancur, yang sebelumnya berfungsi melindungi Yerusalem dari gerombolan perampok mejadi perhatiannya yang terutama. Orang-orang Israel telah tinggal di tengah-tengah puing reruntuhan sejak Nebukadnezar menghancurkan Yerusalem kira-kira 140 tahun sebelumnya (II Raja-Raja 25:8-11). Orang-orang Yahudi yang tersisa tidak bisa merasakan ketenangan karena mereka tidak dilindungi oleh tembok yang berfungsi menghambat serangan musuh-musuh. Ancaman serangan musuh itu datang dari bangsa-bangsa di sekitar mereka yang mudah sekali menyusup masuk untuk menjarah hasil pertanian atau harta benda mereka.

Bahkan beberapa dari pemuka-pemuka di Yerusalem pun tidak mau bekerja sama dengan Nehemia (Nehemia 2:19; 3:5; 4:1-12). Dalam menghadapi berbagai bahaya yang mengancam itu (Nehemia 4:12-23; 6:2-4,10-13), Nehemia tetap mengandalkan doa dan iman kepada Allah dalam memimpin orang banyak untuk menyelesaikan pembangunan tembok yang berhasil dikerjakan dalam waktu yang singkat yang mencakup kira-kira 52 hari saja (Nehemia 6:15).

Setelah tembok itu selesai dikerjakan, seluruh rakyat meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa .......membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu ....... lalu orang-orang Lewi mengajarkan Taurat itu kepada orang-orang itu (Nehemia 8:1,3,8). Keesokan harinya para pemuka masyarakat kembali datang kepada Ezra untuk meminta penjelasan mengenai kalimat-kalimat Taurat itu (Nehemia 8:14). Kegiatan-kegiatan ini diakhiri dengan peringatan Hari Raya Pondok Daun di mana pada hari itu diadakan doa, pengakuan, puasa dan pemulihan ikatan perjanjian dengan Tuhan Allah mereka (Nehemia 10:29).

Setelah tembok Yerusalem itu ditahbiskan oleh Ezra dan Nehemia (Nehemia 12:27-43), Nehemia terus menjabat sebagai gubernur Yehuda yang berkedudukan di Yerusalem selama kira-kira 12 tahun dan kemudian ia kembali mengadakan kunjungan singkat ke pengadilan Persia (Nehemia 5:14). Selama kepergian Nehemia dari Yerusaelm, Firman Allah kembali dilalaikan yang mengakibatkan merajalelanya korupsi dan perbuatan jahat (Nehemia 13:6). Namun, ketika Nehemia kembali, ia sekali lagi dengan gigih dan penuh semangat mengajak bangsa itu untuk bertobat dari dosa-dosa mereka dan membaharui kembali hubungan perjanjian mereka dengan Allah, serta memulihkan penyembahan yang benar kepada Tuhan (Nehemia 13:7-31).

Nehemia dan Ezra kedua-duanya sangat giat dalam memberitakan Firman Allah kepada orang banyak, dan membimbing mereka agar dapat menerapkannya ke dalam kehidupan mereka (Nehemia 8:8,13,18; 13:1-30). Ketaatan hamba-hamba Allah ini harus mengilhami kita agar kita pun terbeban untuk menolong orang-orang Kristen yang lain dalam memahami Firman Allah, yang merupakan satu-satunya sumber pimpinan dan jawaban kepada doa-doa kita dan berkat-berkat Allah.

Kitab Nehemia dianggap sebagai lanjutan kitab Ezra. Menurut tradisi, kitab ini ditulis antara tahun 431 s.M. – 430 s.M. ketika Nehemia kembali untuk kedua kalinya ke Yerusalem setelah pergi ke Persia.
Kitab ini terdiri dari empat bagian:
Kisah mengenai dibangunnya kembali Tembok Yerusalem, dan daftar mereka yang datang dari Babilonia (bab 1-7).
Laporan mengenai keadaan agama kaum Yahudi ketika itu (bab 8-10).
Menambah penduduk Yerusalem; cacah jiwa penduduk pria dewasa, dan nama-nama para ketua, serta daftar para imam dan kaum Lewi (bab 11-12:1-26).
Pentahbisan Tembok Yerusalem, pelantikan pejabat Bait Allah kedua dan reformasi yang dilaksanakan oleh Nehemia (bab 12:27 - 13).
Setelah buku ini, maka tamatlah kisah daripada Perjanjian Lama.

http://www.sabda.org

Namamu Israel

Sabtu, 15 Agustus 2009

KEJADIAN 3.

Namamu Israel
Kejadian 32:24-32 Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, (32:28)
Yakub seorang diri menanti pertemuan dengan Esau. Jantungnya mungkin berdebar-debar, tegang membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Oleh karena itu dia begitu waspada ketika ada sosok yang mendatanginya, sehingga terjadilah pergulatan yang seru hingga fajar menyingsing. Yakub kemudian menemukan bahwa sosok yang dihadapinya itu adalah sosok Illahi. Hebatnya, Yakub cukup kuat untuk bertahan, sampai pangkal pahanya dipukul hingga pincang.
Kisah pergulatan Yakub dengan sosok Illahi ini terbuka kepada banyak penafsiran, namun melanjutkan ‘skenario’ penyertaan Allah kepada Yakub, kita bisa melihat bahwa sebenarnya Yakub tidak sendirian menghadapi Esau. Allah menyediakan perlindungan kepadanya, namun ketegangannya membuat dia menyangka sang pelindung itu adalah ancaman bagi nyawanya. Yakub sadar akan hal ini, sehingga ia mendirikan mezbah di tempat itu dan menamainya Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"
Dalam keadaan yang paling menegangkan dan menakutkan, apakah yang Anda cari? Coba pasang mata dan tajamkan telinga, Anda tidak sendirian. Ada ‘sosok illahi’ yang menyertai Anda, karena Allah kita bukanlah Allah yang tidak peduli kepada pergumulan anak-anak-Nya.
Allah mengerti, Allah peduli
Ajar aku Tuhan, untuk mengenali penyertaan-Mu selalu

Konsekuensi Dosa

Jumat, 14 Agustus 2009


KEJADIAN 2. Konsekuensi Dosa
Kejadian 32:1-23 Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan Esau, sebab aku takut kepadanya, (32:11)
Penyertaan Allah atas Yakub sungguh nyata dan luar biasa. Yakub melihat bala tentara Allah menyertai dia dalam perjalanannya pulang ke rumah orang tuanya. Akan tetapi, masih ada satu hal yang menjadi ketakutan besar di hati Yakub. Itu adalah hubungan dia dengan kakaknya, Esau. Rasa bersalah di hati Yakub, karena telah merebut berkat kesulungan dari Esau, masih menghantuinya.
Yakub berdoa memohon kepada Allah untuk melepaskan dirinya dari balas dendam Esau. Namun setelah memanjatkan doa, hatinya tetap tidak tenang. Akibatnya dia menyuruh untuk menyiapkan hadiah-hadiah yang begitu banyak untuk Esau. Akan tetapi, setelah itu pun hatinya tetap tidak tenang. Dia lalu memisahkan rombongannya menjadi dua, dirinya dan rombongan besar anak isterinya. Pikirnya mungkin, biarlah dia sendiri yang menjadi sasaran balas dendam Esau.
Ketakutan Yakub mungkin susah dimengerti, jika kita melihat bahwa Allah telah begitu menunjukkan penyertaan dan perlindungan-Nya atas dirinya. Namun itulah konsekuensi dari perbuatan Yakub dulu, menipu Esau dan ayahnya, sehingga ia mendapatkan berkat kesulungan. Biarlah hari ini kita belajar juga, setiap perbuatan dosa membawa konsekuensi di masa yang akan datang, karena itu orang yang bijaksana akan melangkah dengan hati-hati dan berpegang kepada tuntunan Tuhan senantiasa.
Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat (Pengkhotbah 12:14)
Pimpin aku Tuhan, dalam setiap langkahku

Allah Pembelaku

Kamis, 13 Agustus 2009


KEJADIAN 1. Allah Pembelaku
Kejadian 31 "Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan mengatai Yakub dengan sepatah katapun." (31:24)
Ketegangan antara Yakub dan Laban rupanya belum selesai. Apa yang Yakub lakukan terhadap ternak-ternak Laban dipandang sebagai ‘perampokan’ oleh keluarga Laban. Karena itulah ketika Yakub berangkat kembali ke rumah orang tuanya, Laban memutuskan untuk mengejar.
Bisa dibayangkan betapa marahnya Laban ketika memutuskan hal itu. Yakub pergi membawa dua orang puteri dan cucu-cucunya, bahkan dengan membawa ‘jarahan’ ternak yang begitu banyak. Apalagi Rahel pun mengambil terafim, sesembahan Laban. Dan memang, ketika Laban berhasil menyusul rombongan Yakub, dia begitu marah kepada Yakub. Namun, meskipun ia marah, ia tidak berani melakukan sesuatu yang jahat kepada Yakub, karena sebelumnya Tuhan telah menampakkan diri kepadanya dan memperingatkan dia untuk tidak mengatai Yakub dengan sepatah katapun. Sungguh menegangkan kehidupan Yakub sejak dia meninggalkan rumah orang tuanya. Akan tetapi, kita bisa melihat bahwa Tuhan melindungi dan memelihara hidupnya. Bagimanapun Yakub ada dalam rencana besar Allah untuk umat manusia, karena itu Tuhan campur tangan dan melindungi dia.
Setiap kita yang di dalam Kristus, juga ada dalam rencana dan perlindungan Allah. Oleh karena itu jangan takut dan ragu, Allah pembela kita.
Bersama Dia, kita akan melakukan perkara yang besar
Terima kasih Tuhan, Engkau pembelaku!

Rabu, 12 Agustus 2009

"MENYERAHKAN KERAGUAN KITA"

Saat Teduh Rabu, 12 Agustus 2009
Pembacaan Alkitab: Markus 9:14-27

Yesus mengusir roh dari seorang anak yang bisu
14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid
lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan
beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka.
15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka
semua dan bergegas menyambut Dia.
16 Lalu Yesus bertanyakepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?"
17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa
kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia."
18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke
tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya berkertakan dan tubunya menjadi
kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka
mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.
19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak
percaya, berapa lama lagi aku harus tinggal di antara kamu? Berapa
lamaa lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu kemari!"
20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus,
anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke
tanah dan berguling-guling, sedang mulutnya berbusa.
21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia
mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kesilnya.
22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau ke dalam air
untuk membinasakannya. Sebba itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu,
tolonglah kami dan kasihanilah kami."
23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkaudapat? Tidak ada yang mustahil
bagi orang yang percaya!"
24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang
tidak pecaya ini!"
25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia
menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang
menebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku mmerintahkan engkau,
keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"
26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang
anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati,
sehngga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati."
27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia
bangkit sendiri.

"MENYERAHKAN KERAGUAN KITA"
Amsal 3:5-6
5 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar pada pengertianmu sendiri.
6 Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

RENUNGAN
Setelah bertahun-tahun berusaha keras untuk berjalan dengan Kristus,
aku sampai pada satu tingkat perjalanan rohani, yaitu keraguan dan
kegelisahan menghambat langkahku. Aku mendapati diriku mempertanyakan
apakah semua yang telah kuyakini sepanjang hidupku adalah faktayang
benar. Pikiran dan hatiku dipenuhi pertanyaan-pertanyaan seperti,
"Apakah Alkitab benar-benar firman Allah?" dan "Benarkah Dia
mengasihiku seutuhnya?" Aku putus asa, ingin percaya, tetapi seperti
sang bapak dalam Markus 9:24 [Segera ayah anak itu berteriak: "Aku
percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"], aku juga harus
menerima bahwa aku membutuhkan pertolongan Allah untuk menghadapi
ketidak percayaanku. Semua usahaku tidak akan menghapus tantangan
imanku.
Dalam gelar di bidang sains, aku selalu bersandar pada logikaku.
Tetapi, perasaan yang dipenuhi dengan keraguan dan kebingungan,
memberiku pelajaran yang menyadarkanku: Ada hal-hal yang tidak dapat
kupecahkan. Bukankah itu berarti iman – percaya pada kekuatan di atas
kemampuan logika yang terbatas?
Seperti bapak dalam nas ini, aku harus benar-benar berserah dan
berteriak, "Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" [Markus 9:24] –
dengan pengampunan, Kristus telah menjawabku.
Doa:
Yesus Kristus, teima kasih atas kasih-Mu yang tanpa syarat kepada
kami, bahkan pada saat kami bergelut dalam ketidakpercayaan. Tolong
kami untuk menyerahkan keraguan kami kepada-Mu, dan ingat akan kasih
karunia serta pengampunan-Mu. Amin.
Pokok pikiran:
Kasih karunia bukanlah sebuah teka teki untuk dipecahkan, melainkan
berkat untuk diraih.
Doa syafaat:
Para ilmuwan.

Saat Teduh BPK Gunung Mulia – Jakarta – Indonesia
Rabu, 12 Agustus 2009
Diane Chambers (New Jersey, Amerika Serikat)

"TEMPAT DI MEJA"

Saat Teduh Selasa, 11 Agustus 2009
Pembacaan Alkitab: Lukas 22:14-23
Penetapan perjamuan malam
14 Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya.
15 Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini
bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita.
16 Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai
ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah."
17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata:
"Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu."
18 Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak
akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah
datang."
19 Lalu Ia mengamil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan
memberikannya kepada mereka: kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang
diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."
20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan, Ia berkata:
"Cawan ini adalah pejanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi
kamu.
21 Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku ada bersama
dengan Aku di meja ini.
22 Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah
ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!"
23 Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang
akan berbuat demikian.

"TEMPAT DI MEJA"
Lukas 22:14
Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya.
RENUNGAN
Ketika putra-putri kami masih kecil, kami mendapat undangan makan
malam dari teman. Dengan dugaan bahwa anak-anak juga termasuk dalam
undangan itu, maka kami mengajak mereka. Saat kami sampai, tuan dan
nyonya rumah menyambut kami dengan hangat, masuk ke apartemen mereka.
Sementara duduk, aku sadar hanya ada empat piring yahg tersusun di
atas meja makan.
Setelah beramah tamah, tuan rumah mengajak kami semua menuju meja
makan. Aku perhatikan bahwa ia telah menambahkan dua piring lagi.
Secara diam-diam ia telah menyiapkan tempat bagi putra putri kami.
Sekalipun pada awalnya ia tidak bermaksud mengundang anak-anak kami,
seperti dugaan kami semula, tetapi ia ingin mereka juga ikut duduk
bersama di meja makan. Ia tidak pernah membahas kekeliruan kami.
Bertahun-tahun sejak itu, aku merenungkan bagaimana Yesus telah
menyediakan tempat di meja bagi para murid-Nya. Dia tidak mengucilkan
Yudas yang akan mengkhianatinya, atau Petrus, yang tidak lama lagi
akan menyangkal-Nya tiga kali. Yesus bahkan menyertakan semua murid
dalam perjamuan Paskah bersama-Nya, meski Dia tahu benar bahwa mereka
akan meninggalkan-Nya demi menyelamatkan diri mereka masing-masing.
Hal ini membuatku paham, jikalau Allah menyediakan tempat bagi mereka
semua, pasti ada juga tempat bagi anda dan aku di meja Allah.
Doa:
Allah Mahamulia, terima kasih karena Engkau telah mengundang dan
menyambut kami semua di meja-Mu. Amin.
Pokok pikiran:
Meja Allah cukup besar untuk ita semua.

Doa syafaat:
Para tunawisma.

Saat Teduh BPK Gunung Mulia – Jakarta – Indonesia
Selasa, 11 Agustus 2009
Ernest S. Lyght (West Virginia, Amerika Serikat)

"TERIAKAN MINTA TOLONG"

Saat Teduh Senin, 10 Agustus 2009
Pembacaan Alkitab: Mazmur 86:1-8

Doa minta pertolongan
1 Doa Daud.
Sendengkanlah telingan-Mu, ya TUHAN, jawablah aku, sebab sengsara dan
miskin aku.
2 Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi, selamatkanlah
hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
3 Engkau adalah Allahku, kaihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mu
lah aku berseru sepanjang hari.
4 Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mu lah, ya Tuhan,
kuangkat jiwaku.
5 Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah
kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
6 Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara
permohonanku.
7 Pada hari keksesakanku aku beseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku.
8 Tidak ada seperti Engkau di antara para allah, ya Tuhan, dan tidak
ada seperti apa yang kaubuat.

"TERIAKAN MINTA TOLONG"
Mazmur 86:7
Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku.
RENUNGAN
Saudariku penderita gangguan mental (schizoaffective disorder),
kondisi mental kronis dengan gejala-gejala seperti suasana hati dan
kondisi kejiwaan yang tidak stabil. Walaupun mendapat pengobatan
berkala dan dilanjutkan dengan rawat jalan ke psikiater selama lebih
dari 30 tahun, terkadang ia masih mengalami perubahan suasana hati
yang drastic. Kami, anggota keluarganya, harus merawatnya; dan jika ia
kambuh, hal ini membuat kami ikut menderita.
Selama bertahun-tahun aku mendapat pengalaman untuk percaya penuh
kepada Allah. Saat saudariku kehilangan kendali, aku berlutut, dan
dengan sungguh-sungguh berdoa meminta pertolongan. Aku berdoa agar
Allah memenuhinya dengan Roh Kudus. Saat menyadari bahwa selama masa
kesakitan tidak ada pengobatan lebih lanjut yang dapat membatu
saudariku; aku juga berdoa memohon kuasa penyembuhan dan bimbingan
Allah, untuk memberiku kebijaksanaan agar dapat berkomunikasi
dengannya pada saat yang tepat. Sering setelah itu, saudariku menjadi
tenang dan biasanya kondisinya lebih baik daripada yang kuharapkan.
Sebagai anak-anak Allah, kita diberkati untuk mengetahui bahwa Dia
mendengar doa-doa kita. Terkadang, kita dapat kalut saat krisis
melanda. Namun, jika kita berdoa, kita akan mendapati bahwa Allah
selalu hadir untuk membantu dan memberi kita kedamaian.
Doa:
Allah Pengasih, terima kasih karena telah menjawab doa kami di saat
kesulitan, saat raga kami lelah. Mampukan kami belajar untuk selalu
percaya penuh kepada-Mu di setiap peristiwa hidup kami. Amin.
Pokok pikiran:
Allah mendengar dan menjawab teriakan kita meminta pertolongan.
Doa syafaat:
Mereka yang hidup dengan kelainan rohani.


Saat Teduh BPK Gunung Mulia – Jakarta – Indonesia
Senin, 10 Agustus 2009
Doris Yeung (Samut Prakan, Thailand)

Senin, 10 Agustus 2009

Kerendahan hati

Bacaan Minggu Lukas 7 : 1- 1o
Ayat Mas Lukas 7 : 9
(sesuai SBT GPIB)

Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"


Saat ini, banyak sekali Tenaga Kerja Wanita, menginjakan kakinya di luar negeri mencari sesuap nasi dengan mengambil pekerjaan menjadi pembantu rumah tangga.
Banyak beredar cerita TKW Indonesia di negara Malaysia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari majikannya.

Dan tidak sedikit pula dialami para pembantu rumah tangga di Indonesia sendiri mengalami perlakuan yang tidak manusiawi. Mereka diperlakukan sebagai budak, diperkerjakan dengan semena-mena.

Pengaruh kekuasaan, uang dan derajat menjadikan perbedaan antara manusia yang ada di bumi ini.

Seorang perwira di Kapernaum, mau merendahkan diri dan meminta kesembuhan untuk seorang hambanya yang sakit.
Dengan ketidak layakan yang dirasakannya, tapi dia mengimanin keberadaaan dan keagungan Tuhan Yesus akan menyembuhkan hambanya hanya dengan ucapan.

Kita yang sudah dikenalkan kepada Tuhan Yesus, sering kali masih tidak menyerahan kekuatiran dan ketidak berdayaan kita. Tapi berpegang kepada pengetahuan dan keegoisan diri.
Hidup adalah suatu perjuangan, perjuangan kita melawan keangkuhan, kesombongan , keegoisan dengan berbekal mau menyerahkan segala sesuatunya ke tangan Tuhan. Dengan penuh Iman, harapan dan kasih.

Biar Tuhan yang berkehendak, tanpa kita menyadari sesuatu yang terindah akan diberikannya kepada kita.

Penulis : Pitasari Dewi

Jumat, 07 Agustus 2009

INGIN JADI APA?

Bacaan Hari SABTU 8 Agustus 2009 : Yohanes 2:1-11
Ayat Mas: Yohanes 2:8


Suatu kali dalam sebuah persekutuan keluarga, saya mengajukan sebuah per-tanyaan. Jika mereka diajak berandai-andai menjadi salah satu tokoh dalam kisah pernikahan di Kana, siapakah yang akan mereka pilih? Suasana menjadi ramai. Ada yang ingin menjadi ibu Maria, sang perantara hingga mukjizat terjadi. Ada yang mau menjadi pelayan, menyaksikan bagaimana mukjizat terjadi. Ada yang ingin menjadi pemimpin pesta, yang cuma tahu beres. Ingin menjadi pengantinnya? Ada juga! Ada yang ingin jadi tempayan, wadah di mana mukjizat itu terjadi. Yang unik, ada yang ingin menjadi Yesus, sang pembuat mukjizat! Namanya berandai-andai, bisa saja ada yang berpikir begitu. Terakhir ada yang menjawab ingin menjadi tamu saja, menikmati mukjizat.

Setelah tak ada jawaban lain lagi, tiba-tiba seseorang menyeletuk, Lalu, Anda sendiri mau jadi apa dong? Saya ingin menjadi air biasa yang digunakan untuk pembasuhan waktu itu, begitu jawab saya. Ya, itulah kerinduan saya. Menjadi air putih biasa, yang kemudian diubah oleh Yesus menjadi anggur. Bukan sembarang anggur, tetapi anggur yang baik (ayat 10), yang membawa sukacita bagi banyak orang.

Saya sadar, ini sangat sulit untuk dipraktikkan. Diubah oleh Tuhan Yesus bahkan bisa terasa berat dan menyakitkan. Namun, jika kita sungguh-sungguh rindu hidup kita yang biasa-biasa menjadi bermakna, bukankah kita mesti rela dikoreksi, diajar, bahkan jika perlu, dihajar? Dan satu hal yang pasti, untuk menjadi apa pun setiap ki-ta mesti taat kepada-Nya terlebih dahulu supaya dapat menjadi berkat bagi orang lain


UNTUK MENJADI PRIBADI YANG BERHARGA ADA HARGA YANG HARUS DIBAYAR

http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=INGIN%20JADI%20APA?&nama=

Penghormatan Nancy


Penghormatan Nancy

Bacaan hari JUMAT 7 Agustus 2009 1 Petrus 2:13-17
Ayat mas hari ini: 1 Petrus 2:17


Cahyo dan istrinya sangat terkesan ketika diundang Nancy makan malam di restoran. Bukan oleh makanannya, tetapi oleh perlakuan Nancy. Begitu mereka duduk, hal pertama yang dilakukan Nancy adalah mematikan telepon genggam. Melihat wajah Cahyo yang keheranan, Nancy menjelaskan, “Ini yang biasa kulakukan kalau bikin janji dengan siapa saja. Aku sudah mengatur waktu ini khusus untuk kalian dan aku tidak ingin ada orang lain yang mengganggu. Mereka bisa menunggu pada jam yang lain. Lagi pula, aku bukan dokter dan tidak sedang dalam keadaan darurat.”

Kita biasanya memberikan penghormatan kepada pemimpin atau orang yang lebih tua. Penghormatan dari seorang kawan baik seperti Nancy jadi terasa istimewa. Namun, firman Tuhan memberikan perintah yang tanpa batas, yaitu agar kita menghormati semua orang. Bagi orang-orang pada zaman Petrus, perintah tersebut sangat menyentak. Saat itu di kekaisaran Romawi ada sekitar 60.000 budak. Menurut hukum yang berlaku, mereka bukanlah manusia, melainkan barang dagangan. Petrus menggugat cara pandang itu, dan menantang orang percaya untuk memperlakukan budak sebagai manusia.

Penghormatan berarti mengakui harkat dan martabat setiap manusia sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan menurut gambar dan rupa-Nya. Memberikan perhatian penuh pada saat orang lain berbicara dengan kita adalah langkah awal yang sederhana, tetapi kerap kita abaikan. Kita dapat belajar dari Nancy. Orang-orang yang berhubungan dengan kita, siapa pun dia, patut kita perlakukan sebagai manusia yang layak dihargai.


MENGHORMATI SETIAP MANUSIA BERARTI MENGHORMATI ALLAH YANG MENCIPTAKANNYA

Penulis: Arie Saptaji

Kamis, 06 Agustus 2009

Digendong oleh sahabat

Bacaan hari Kamis, 6 Agustus 2009

Amsal 17:17
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.


Puncak Mordor sudah di depan mata. Namun, beban moril yang harus ditanggungnya selama ini sebagai si Pembawa Cincin, mengakibatkan semangatnya ambruk dan jiwanya letih. Frodo nyaris tak berdaya untuk meneruskan perjalanannya.

Untunglah ia selalu didampingi pelayan dan sahabat setia, Sam. Melihat kondisi tuannya, Sam segera menyingsingkan lengan baju. "Aku tak bisa membawakannya untukmu, namun aku bisa membawamu," cetusnya. Ia pun menggendong Frodo ke puncak Mordor, agar Frodo dapat menunaikan misinya, melemparkan cincin ke kawah gunung maut itu.

Frodo dan Sam dari The Lord of The Rings adalah salah satu potret persahabatan terindah yang diangkat ke dalam film. Sam yang penuh pengorbanan, khususnya, mengingatkan berbagai hal yang baik tentang persahabatan. Seorang bijak berkata, "Memiliki sahabat baik adalah salah satu sukacita terbesar dalam hidup ini. Namun, menjadi sahabat yang baik adalah salah satu tugas yang paling mulia dan paling sulit."

Untuk menjadi sahabat, kita harus bersikap tidak egois. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk memiliki sikap seperti Yesus, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Dengan demikian, kita tidak berpikir tentang apa yang dapat kita peroleh, melainkan bagaimana kita dapat melayani sahabat kita melalui hubungan tersebut. Sudahkan Anda menjadi sahabat terbaik bagi orang-orang yang Anda kasihi?

Persahabatan terdiri dari telinga yang mau mendengar, hati yang mau memahami, dan tangan yang siap menolong


http://renungan-harian-remaja.blogspot.com/

Rabu, 05 Agustus 2009

Waspada Sejak Dini


Bacaan hari ini Rabu, 5 Agustus 2009 : Kejadian 4:1-16
Ayat mas hari ini: Kejadian 4:7

Dalam salah satu cerita Donal Bebek, pernah dikisahkan Donal yang bingung untuk bertindak; bertindak baik atau bertindak buruk. Lalu muncullah dua figur di kepalanya, yakni tokoh putih dan tokoh hitam. Kedua figur itu mati-matian berusaha memengaruhi Donal agar memperhatikan dan mengikuti nasihat mereka yang pastilah berseberangan. Donal pun harus memilih, mana yang ia ikuti: nasihat si tokoh putih atau hitam.

Firman Tuhan hari ini berkisah tentang Kain yang iri dan marah kepada Habel karena persembahannya tidak diindahkan Tuhan. Sangat mungkin ia juga merasa malu, karena terjemahan bahasa Ibrani dari “muka muram” (ayat 6) adalah “wajahnya jatuh”. Wajah jatuh berarti tak punya muka. Tak punya muka berarti malu. Jadi, Kain menjadi iri, marah, dan sekaligus malu akibat Tuhan menolak persembahannya. Akibatnya, Kain melampiaskan kemarahan dan rasa malu serta iri hatinya kepada Habel, adiknya. Kain membunuh Habel. Ini bukan tanpa peringatan Tuhan. Sebetulnya Tuhan sudah memperingatkan Kain, agar “berkuasa atas dosa yang sudah mengintip di depan pintu” (ayat 7). Namun, agaknya kuasa dosa yang mengintip di pintu hati Kain yang marah dan malu itu terlalu besar untuk dapat ia kuasai. Hasilnya tragis: Darah Habel tercurah ke tanah akibat pembunuhan yang dilakukan oleh kakak kandungnya.

Godaan si jahat harus kita kalahkan sejak awal; sejak godaan itu masih berupa benih. Itu jauh lebih mudah daripada kita mencoba mengalahkannya ketika godaan itu sudah menjadi pohon yang besar

DOSA BESAR BERAWAL DARI KEINGINAN KECIL

Penulis: Daniel K. Listijabudi

Mengapa Harus Meniru?



Bacaan Selasa 4 Agustus 2009 : Galatia 2:1-14
Ayat mas hari ini: 1 Korintus 4:1
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 1-2
Seorang rabi muda menggantikan ayahnya. Umat banyak yang protes, karena mereka sering membandingkannya dengan ayahnya, rabbi senior yang mereka hormati. Dalam pertemuan jemaat, kritik kepadanya berbunyi “Engkau tidak seperti ayahmu”. Dengan tenang rabi muda menjawab, “Kalian tahu, ayahku seorang yang tidak pernah meniru siapa pun. Kini biarkan aku menjadi diriku sendiri, tidak meniru siapa pun, termasuk meniru ayahku. Dengan begitu, bukankah aku justru mirip ayahku?”

Sebagai rasul, Paulus adalah pendatang baru. Ketokohan para senior membayanginya. Apalagi jemaat di Yerusalem masih banyak yang mencurigainya, bahkan mempertanyakan kerasulannya. Namun, Paulus tidak gentar. Ia yakin akan panggilan Tuhan baginya. Ia tahu apa tugasnya, yaitu menginjil kepada orang-orang bukan Yahudi (ayat 2,7). Ia tidak mencari popularitas. Ia tidak mencari permusuhan, malahan dengan giat membangun persekutuan (ayat 9). Namun, ia juga tidak mencari muka di depan para seniornya. Ia berpendirian teguh dan menjunjung tinggi kebenaran. Bahkan ia berani menegur Petrus (Kefas) dengan tulus (ayat 11).

Godaan untuk meniru dan menyesuaikan diri dengan harapan banyak orang sering mengusik kita. Mengapa? Karena kita ingin diterima. Kita pun sering tergoda untuk mencari muka di depan orang yang berpengaruh. Padahal mereka pun bisa salah. Hari ini kita belajar perlunya mandiri dalam bersikap, tanpa berlaku sok pintar. Teguh dalam pendirian, tanpa menjadi keras kepala. Menjadi diri sendiri, tanpa merendahkan orang lain.

TUHAN MENCIPTAKAN KITA MASING-MASING UNIK. JADI KENAPA MESTI MENIRU ORANG LAIN?

Penulis: Pipi Agus Dhali

Pandanglah Langit di Atas


Bacaan SENIN 3 AGUSTUS 2009 : Mazmur 19:2-7
Ayat mas hari ini: Mazmur 19:2

Pada sebuah siang yang panas, Badu—sebut saja demikian, mengeluh kepanasan. Mukanya terlipat, tak ada senyuman. Baju kerjanya mulai basah oleh keringat. Ini memperpanjang daftar keluhannya. Sorenya—masih di hari yang sama, sekali lagi Badu mengeluh. Hujan turun sangat lebat disertai kilat, dan angin menusuk tubuhnya yang tak mengenakan jaket. Dalam hati ia berkata, “Tuhan, jangan berlebihan dong! Bukankah akan lebih baik jika tadi siang tak sepanas itu, dan sore ini tak sedingin ini?” Mungkin itu juga yang ada dalam hati kebanyakan orang saat merespons cuaca. Saat panas, mengeluh. Saat hujan, mengeluh. Mendung pun mengeluh. Astaga! Siapakah kita? Apakah kita memiliki kuasa untuk mengendalikan alam, sampai-sampai kita mengeluh terhadap apa yang Tuhan jadikan? Bukankah yang seharusnya terjadi adalah bersyukur atas semua hal, termasuk atas cuaca?

Lihatlah pemazmur yang mengungkapkan kebesaran Allah, saat memandang ke langit. Ia bahkan menemukan tutur Sang Pencipta saat memandang cakrawala. Betapa luar biasa kepekaannya untuk mengerti pernyataan kemahakuasaan Tuhan melalui alam ciptaan-Nya! Sungguh, ini acap disepelekan dan diabaikan manusia.

Bagaimana dengan kita? Setiap hari kita hidup di bawah kolong langit. Namun, sempatkah kita memandang langit hari ini? Mahakarya ilahi yang sayang untuk diabaikan begitu saja! Luangkan waktu sejenak untuk menikmati keindahan karya Tuhan dan bersyukur; entah pada saat panas, mendung, maupun hujan. Jangan terjebak pada keluhan, melainkan ingatlah Dia yang menciptakannya. Dan, mulailah bersyukur atas semua ini.

SEPERTI TUHAN MENAUNGI KITA DENGAN LANGIT, DEMIKIANLAH DIA MENAUNGI KITA DENGAN KESETIAAN-NYA DARI HARI KE HARI

Penulis: Helen Aramada Setyoputri