Air
Baca: Keluaran 15:22-27
Ayat Mas: Keluaran 15:23
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 23-24; Matius 7
Air dikenal sebagai komponen terpenting dari kehidupan. Semua makhluk membutuhkannya untuk hidup. Itu sebabnya, air pulalah yang dijadikan indikator utama oleh para peneliti untuk mencari kehidupan di luar angkasa. Sebuah benda langit yang tidak mengandung air, diyakini tidak bisa memiliki kehidupan juga. Sebaliknya, benda langit yang mengandung air seperti planet Mars atau bulan dari planet Yupiter yang bernama Europa, diduga dapat menyokong kehidupan.
Pemahaman akan pentingnya air ini dimengerti benar oleh bangsa Israel kuno. Hidup di daerah yang memiliki banyak gurun membuat mereka tahu persis pentingnya air. Itu sebabnya dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju Kanaan, bangsa Israel biasanya berhenti di dekat sumber air, seperti di Mara dan Elim dalam bacaan kita hari ini. Sungguh tragis bahwa sekarang banyak sumber air yang telah rusak oleh karena kecerobohan atau keserakahan manusia. Kalau di Mara, Tuhan membuat air yang tidak layak minum menjadi layak, pada zaman ini manusia melakukan sebaliknya—kita membuat air yang bersih menjadi tidak layak pakai.
Kita perlu berjuang keras untuk menghentikan tindakan perusakan ini dan bahkan berusaha memperbaikinya. Kita perlu menggunakan air dengan bertanggung jawab. Kita harus berhenti mengotori sungai-sungai kita dengan berbagai sampah dan limbah industri. Atau, dimulai dari tempat tinggal kita, dengan tidak me¬nutup tanah yang tersisa dengan semen dan batu bata. Agar cukup tempat untuk peresapan air; agar ada air tanah dengan kualitas yang baik.
KETIKA MENCIPTA AIR, ALLAH MEMBUBUHKAN KEHIDUPAN AGAR AIR MENOPANG HIDUP MANUSIA YANG DICINTAI-NYA
Penulis: Alison Subiantoro
Air Baca: Keluaran 15:22-27
Tempat berbagi kasih, berkat, untuk membangun iman remaja Kristen
Anda pengunjung ke
Happy Birthday BPK PT

Susunan Pengurus BPK Persekutuan Teruna GPIB Anugerah Periode 2010 - 2012
Pemilihan Pengurus BPK Persekutuan Teruna GPIB Anugerah yang dilakukan hari Minggu 7 NOvember 2010 pukul 13.00 mendapatkan hasil sebagai berikut :
KETUA : Kak Reco
SEKRETARIS : Kak Nila
BENDAHARA : Kak Tyas
Untuk sie pendukung yang lain akan dikoordinasikan lebih lanjut.
Selamat bertugas Kakak-kakak pengurus yang sudah terpilih.
Selalu berkarya untuk meningkatkan persekutuan dan untuk kemuliaan TUhan.
Tuhan Yesus memberkati
KETUA : Kak Reco
SEKRETARIS : Kak Nila
BENDAHARA : Kak Tyas
Untuk sie pendukung yang lain akan dikoordinasikan lebih lanjut.
Selamat bertugas Kakak-kakak pengurus yang sudah terpilih.
Selalu berkarya untuk meningkatkan persekutuan dan untuk kemuliaan TUhan.
Tuhan Yesus memberkati
Kamis, 07 Januari 2010
Kamis, 8 January 2009 Tinggal Tenang
Tinggal Tenang
Baca: Yesaya 30:15-18
Ayat Mas: Yesaya 30:15
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 20-22; Matius 6:19-34
Martin dan istrinya panik. Tiba-tiba saja putra sulung mereka yang masih kuliah mengaku telah menghamili kekasihnya. Dalam kepanikan, Martin memutuskan untuk menikahkan putranya secepat mungkin, walau kondisi keuangannya tidak mencukupi. Dipinjamnya sejumlah uang dari seorang rentenir. Setelah pesta pernikahan usai, masalahnya belum selesai. Kini Martin terbelit utang dengan bunga tinggi. Penagih utang terus mendatanginya. Rumah tangga putranya pun dilanda aneka persoalan karena kurang persiapan.
Dalam kepanikan orang cenderung berpikir praktis, tidak berpikir panjang. Tak heran keputusan yang dibuat saat panik, umumnya membuat situasi bertambah runyam. Ketika umat Israel menghadapi perang, me¬reka juga panik. Perhitungan di atas kertas menunjukkan bahwa kekuatan musuh jauh lebih besar. Karena takut kalah, mereka segera meminta bantuan kepada tentara Mesir yang terkenal tangguh. Faktor Tuhan lupa dimasukkan dalam perhitungan. Padahal ini faktor penentu kemenangan! Kepanikan telah menggiring umat mencari solusi cepat dan praktis. Akhirnya, mereka memilih ”naik kuda dan lari cepat,” ketimbang mendengar nasihat Tuhan untuk bertobat dan tinggal tenang! Hasilnya? Usaha mereka itu sia-sia. Malah menambah masalah.
Kepanikan biasanya muncul saat kita menghadapi situasi sulit dan terjepit. Hadirnya tak dapat ditolak, namun dapat diredakan. Tenangkan diri di hadapan Tuhan. Diam. Lalu minta Tuhan untuk memegang kendali dan menunjukkan jalan. Jangan terburu-buru mengambil keputusan, sebelum yakin itu jalan Tuhan.
Beriman berarti menolak dikuasai oleh kepanikan lalu membiarkan diri dikuasai oleh Tuhan
Penulis: Juswantori Ichwan
http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Tinggal%20Tenang&nama=
Kamis, 7 January 2010 Membela Kehidupan Bacaan
Membela Kehidupan Bacaan hari ini: Keluaran 1:8-22
Ayat mas hari ini: Keluaran 1:17
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 18-19; Matius 6:1-18
Bagai makan buah simalakama. Kalau dimakan, bapak yang mati; kalau tidak dimakan, ibu yang mati. Dua pilihan yang sama-sama menyulitkan dan menyudutkan kita. Bagaimana sikap kita jika dihadapkan pada kondisi semacam itu?
Bidan Sifra dan Pua, pahlawan perempuan dalam awal sejarah perbudakan orang Israel di tanah Mesir, dihadapkan pada pilihan dilematis. Mereka secara diam-diam menentang perintah raja Mesir. Raja memerintahkan mereka agar membunuh bayi laki-laki Ibrani yang mereka tolong kelahirannya. Tetapi mereka mengelak perintah ini. Mereka diinterogasi (ayat 18), tetapi mereka tak kehabisan akal. Dan Alkitab mencatat bahwa mereka melakukan hal ini karena “takut akan Allah” (ayat 17). Rupanya, kedua bidan Mesir ini sudah mengenal Allah. Sebuah catatan yang menarik: pada waktu itu Allah juga sudah dikenali oleh orang-orang bukan Israel! Dan, karena pengenalan akan Allah itu, sekalipun diperintahkan untuk membunuh, mereka memilih untuk membela kehidupan.
mereka mengajarkan bahwa kunci untuk menghadapi pilihan dilematis adalah takut akan Tuhan. Artinya, kita menentukan pilihan berdasarkan apa yang dipikirkan Tuhan, bukan apa yang dipikirkan manusia. Berdasarkan kebenaran firman Tuhan, bukan berdasarkan pendapat orang. Berdasarkan pembelaan terhadap kehidupan, bukan kejahatan. Mungkin, akibat pilihan yang tidak populer itu, kita dikucilkan, atau batal menerima promosi jabatan tertentu. Namun, seperti dialami Sifra dan Pua (ayat 21), Tuhan akan berbuat baik kepada kita. Bukankah kebaikan Tuhan jauh lebih hebat daripada perlindungan manusia?
MEMBELA KEHIDUPAN BUKAN SEKADAR KEWAJIBAN, MELAINKAN PANGGILAN DALAM SETIAP ASPEK KEHIDUPAN
Penulis: Daniel K. Listijabudi
http://www.renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-01-7
Ayat mas hari ini: Keluaran 1:17
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 18-19; Matius 6:1-18
Bagai makan buah simalakama. Kalau dimakan, bapak yang mati; kalau tidak dimakan, ibu yang mati. Dua pilihan yang sama-sama menyulitkan dan menyudutkan kita. Bagaimana sikap kita jika dihadapkan pada kondisi semacam itu?
Bidan Sifra dan Pua, pahlawan perempuan dalam awal sejarah perbudakan orang Israel di tanah Mesir, dihadapkan pada pilihan dilematis. Mereka secara diam-diam menentang perintah raja Mesir. Raja memerintahkan mereka agar membunuh bayi laki-laki Ibrani yang mereka tolong kelahirannya. Tetapi mereka mengelak perintah ini. Mereka diinterogasi (ayat 18), tetapi mereka tak kehabisan akal. Dan Alkitab mencatat bahwa mereka melakukan hal ini karena “takut akan Allah” (ayat 17). Rupanya, kedua bidan Mesir ini sudah mengenal Allah. Sebuah catatan yang menarik: pada waktu itu Allah juga sudah dikenali oleh orang-orang bukan Israel! Dan, karena pengenalan akan Allah itu, sekalipun diperintahkan untuk membunuh, mereka memilih untuk membela kehidupan.
mereka mengajarkan bahwa kunci untuk menghadapi pilihan dilematis adalah takut akan Tuhan. Artinya, kita menentukan pilihan berdasarkan apa yang dipikirkan Tuhan, bukan apa yang dipikirkan manusia. Berdasarkan kebenaran firman Tuhan, bukan berdasarkan pendapat orang. Berdasarkan pembelaan terhadap kehidupan, bukan kejahatan. Mungkin, akibat pilihan yang tidak populer itu, kita dikucilkan, atau batal menerima promosi jabatan tertentu. Namun, seperti dialami Sifra dan Pua (ayat 21), Tuhan akan berbuat baik kepada kita. Bukankah kebaikan Tuhan jauh lebih hebat daripada perlindungan manusia?
MEMBELA KEHIDUPAN BUKAN SEKADAR KEWAJIBAN, MELAINKAN PANGGILAN DALAM SETIAP ASPEK KEHIDUPAN
Penulis: Daniel K. Listijabudi
http://www.renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-01-7
Rabu, 06 Januari 2010
Rabu, 6 January 2010 Jati Diri

Jati Diri
Ayat mas hari ini: Yohanes 1:12
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 16-17; Matius 5:27-48
Gajah betina itu tak kenal identitasnya. Sejak kecil ia dipelihara dan hidup di antara para tupai. Maka ia menganggap dirinya tergolong bangsa tupai. Ia bertingkah polah seperti tupai. Ia belum kenal jati dirinya, sampai ia berjumpa Manny, si gajah jantan. Dengan berbagai cara, tahap demi tahap, Manny berusaha menunjukkan keserupaan di antara mereka untuk menyadarkannya bahwa ia adalah gajah, bukan tupai. Begitulah cerita ringkas film animasi Ice Age 2.
Pesannya jelas: kita perlu sadar diri—siapa kita dan belajar berperilaku sesuai jati diri itu.Kalau burung mengira dirinya ayam, ia tidak akan terbang tetapi hanya melom¬pat-lompat.
Kalau seorang kristiani tidak sadar dirinya anak Allah, jelas yang dilakukannya tidak sesuai standar anak-anak Allah. Sejak menerima Kristus, kita dilahirkan kem¬bali; diciptakan baru; diangkat menjadi “anak-anak Allah”; dan “benih ilahi” ada di dalam kita (ayat 9).
Lewat pergaulan tahap demi tahap dengan Dia, selayaknya perilaku kita mengikuti standar keserupaan dengan Yesus. Yohanes tak henti-hentinya menulis tentang kebenaran ini. Mengapa?Sebab target gempuran Iblis adalah membuat orang-orang kristiani “lupa” jati dirinya. Bagaimana bisa? Lewat tantangan dan cobaan hidup yang beragam, kita bisa dibuat memiliki gambar diri yang buruk: anak bodoh; pembawa celaka; si nasib sial; orang gagal; pecundang; wanita yang tak layak dicintai; pria miskin; si tua yang tak berguna; si pembuat dosa yang tak terampuni. Lalu tanpa sadar, orang akan berperilaku seperti gambar diri itu. Stop! Jangan tergiring ke arah itu! Kita adalah anak-anak Allah. Berjuang dan berperilakulah di atas landasan jati diri yang benar!
Perubahan hidup dimulai dari perubahan gambar diri ke arah yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan
Penulis: Pipi Agus Dhali
Selasa, 05 Januari 2010
Selasa, 5 Januari 2010 Petualangan Terindah

Petualangan Terindah
Bacaan hari ini: Mazmur 118:19-29
Ayat mas hari ini: Mazmur 118:24
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 13-15; Matius 5:1-26
Dalam film Up, Carl merasa dikecewakan oleh kehidupan. Ia dan Ellie bermim¬pi untuk bertualang ke air terjun Paradise. Ellie bahkan menyiapkan “Buku Petualanganku”, dengan lembar-lembar kosong di belakang untuk mencatat perjalanan mereka. Namun, aneka masalah—ban bocor, rumah rusak, dan penyakit, menunda rencana itu. Sampai Ellie meninggal, rencana itu belum terwujud. Carl menjadi duda yang menutup diri. Suatu ketika Carl menemukan “Buku Petualanganku” itu. Ternyata Ellie sudah meng¬isi halaman-halaman yang semula kosong dengan foto-foto pernikahan dan kebersamaan mereka. Ia membubuhkan catatan, berterima kasih kepada Carl atas petualangan yang mereka lewati. Bagi Ellie, kehidupannya sehari-hari bersama Carl ialah petualangan terindah.Hari-hari kehidupan kita kerap tidak seindah impian; aneka masalah membuat kita sulit bersukacita. Perasaan yang entah kenapa murung; situasi yang tidak dapat kita kendalikan; pengharapan yang terpupus; atau rasa bersalah akibat keputusan yang keliru—semua itu merampas sukacita kita.Pemazmur memahami perasaan seperti itu. Ia menggugah kita untuk berpaling kepada Tuhan. Tuhanlah yang telah menjadikan hari-hari kita, maka Dia pula yang memegang kendali, menyediakan pemeliharaan, dan menguatkan kita dalam menghadapi setiap persoalan. Di tengah situasi sulit sekalipun, kita dapat menemukan sumber sukacita dan rasa syukur untuk menjalani “petualangan” hidup hari demi hari. Dengan segala suka dukanya, hari ini adalah kesempatan terindah yang dikaruniakan Tuhan bagi kita untuk hidup dan melayani Dia.
HARI DEMI HARI AKAN TERUS BERGANTI. ISILAH HARI INI DENGAN PERKARA YANG BERARTI
Penulis: Arie Saptaji
Langganan:
Postingan (Atom)