Baca: Keluaran 3:10-17
Ayat Mas: Yesaya 6:8
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 116-118; 1 Korintus 7:1-19
Salah satu kendala pelayanan adalah ketika kita salah bertanya. Seperti Musa yang risau dengan bertanya, “Siapakah aku?” Ia mempertanyakan kesanggupannya sendiri. “Apakah aku mampu?” Saat itu, Musa pada usia delapan puluh sudah tidak yakin akan panggilan yang pernah bergelora di hatinya empat puluh tahun sebelumnya. Kalau dulu ia gagal, apalagi sekarang. Ia merasa tak berdaya. Pertanyaannya terpusat pada dirinya. Padahal pemeran utamanya bukan Musa, melainkan Tuhan. Siapa Tuhan lebih penting daripada siapa Musa. “AKULAH AKU” lebih penting daripada “siapa aku”. Membawa Israel keluar dari Mesir adalah rencana Tuhan. Musa hanya utusan-Nya. Tuhan tak mempersoalkan apakah Musa mampu, melainkan apakah ia mau. Hal selebihnya ada dalam kendali kuasa-Nya.
Bagaimana dengan kita? Bukankah tekanan dan tantangan berat di pelayanan kerap membuat panggilan hati dan semangat kita goyah? Kita pun tergoda bertanya, “Apakah saya mampu?” Sasaran pertanyaan kita adalah “saya”. Saatnya kita mengganti pertanyaan “siapa saya” dengan “siapa Tuhan”. Dialah Tuhan Sang Pengutus. Apakah yang tidak sanggup Dia lakukan? Jika Dia mengutus, Dia pasti memperlengkapi. Ingat, pelayanan pertama-tama bukan soal kesanggupan, melainkan kesediaan kita. Tuhan hanya butuh kesediaan kita untuk berkata seperti Yesaya, “Ini aku, utuslah aku!”
JANGAN MELAKUKAN PELAYANAN KARENA MERASA SANGGUP
TETAPI MINTALAH KESANGGUPAN DARI DIA SAAT KITA MELAYANI
Penulis: Pipi Agus Dhali
http://www.renunganharian.net/lihatrenungan.php?judul=Salah Bertanya&nama=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar